Jumat, 30 Desember 2011

Kriteria Inisiatif Young Changemakers

THE IDEA
Gagasan pembaharu muda diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi komunitas dan secara nasional berpotensi menunjukkan bahwa kaum muda menjadi sumberdaya masyarakat. Gagasan diprakarsai, dikelola dan dipimpin oleh kaum muda dan dirancang untuk berkesinambungan secara kelembagaan dan finansial dengan penetapan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang jelas. Ashoka mendukung inisiatif yang berkesinambungan dan berpotensi memberi dampak sosial.

APPLIED EMPATHY
Empati adalah kemampuan seseorang untuk berbagi kepedulian terhadap orang lain. Ketrampilan berempati ditentukan oleh kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain, berelasi dengan orang lain, mengambil keputusan, bernegosiasi, dan menangani konflik. Menerapkan empati sosial membutuhkan rasa percaya diri dan tolerasi, kemampuan mengambil tindakan dan membawa perubahan, dan memiliki kebebasan memutuskan

LEADERSHIP
Dunia membutuhkan pemimpin-pemimpin muda yang menggunakan kemampuan kepemimpinannya untuk membawa perubahan di masyarakat. Seorang pemimpin memiliki inisiatif yang tinggi, motivasi, ambisi dan energi, kegigihan dan dorongan kuat untuk berhasil. Memimpin atas keinginan untuk memimpin dan tidak haus akan kekuasaan, jujur dan beretika, memiliki rasa percaya diri, berpola pikir kritis dan realistik, menggunakan intuisi dalam pengambilan keputusannya, mempunyai pengetahuan tentang inisiatif yang dilakukan.

TEAM WORK
Selain menjadi pemimpin, seorang Pembaharu Muda diharapkan dapat menjadi seorang teamplayer yang bersama anggota kelompoknya dapat mewujudkan tujuan bersama yang ingin dicapai. Teamwork merupakan aksi dari seluruh anggota kelompok yang mengkontribusikan ketrampilan, mengekspresikan ketertarikan dan pendapat masing-masing demi mencapai tujuan bersama. Supaya kerja team berhasil setiap anggota harus menjadi teamplayer -mereka yang menomor-duakan ambisi pribadi dan bekerja dalam koordinasi dengan anggota kelompok lainnya untuk mencapai tujuan kelompok. Pertumbuhan dinamika kelompok  akan melampaui 4 fase forming-storming-norming-performing yang akan berjalan seiringan dengan perkembangan model venture sosial mereka.

Kamis, 29 Desember 2011

Dukungan Bagi Young Changemakers

1. PENGEMBANGAN KAPASITAS DIRI DAN KELOMPOK
Workshop akan difasilitasi dengan metode experiential learning yang menekankan pada praktek dan pembelajaran dari kasus-kasus nyata. Dua pelatihan dengan topik yang berbeda akan diberikan, diantaranya:

DREAM IT! DO IT! WORKSHOP

dukunganTOOLKIT 1, SOCIAL ENTREPRENEURSHIP DAN VISI UNTUK PERUBAHAN
Membantu peserta memahami konsep praktis mengenai sosial entrepreneurship dan bagaimana sebuah mimpi (visi) dapat mendorong seseorang membawa perubahan.
TOOLKIT 2, DISCOVERY,
Identifikasi ketertarikan, kegairahan, kekuatan diri (aset diri: ketrampilan, hobi, dll) dan kebutuhan masyarakat.
TOOLKIT 3, DREAM,
Identifikasi keinginan kaum muda, membuat visi perubahan berdasarkan identikasi sesi discovery.
TOOLKIT 4, DESIGN AND DELIVER,
Pengembangan langkah-langkah bagi terwujudnya produk social dan penentuan strategi jangka panjang.




GROW IT! WORKSHOP

dukungan2TOOLKIT 5, ORGANIZING YOUR VENTURE TEAM,
Penentuan bentuk dan rencana pengembangan organisasi bagi tim, rencana pengelolaan sumberdaya (finansial, SDM, relawan, dll).
TOOLKIT 6, CREATIVE RESOURCING,
Bagaimana memobilisasi sumberdaya baru, mengembangkan sumberdaya yang ada, mendiversifikasi sumberdaya, dll.
TOOLKIT 7, EFFECTIVE MARKETING,
Bagaimana menemukan cara-cara kreatif untuk mengembangkan dan menyebarluaskan visi-misi organisasi.
TOOLKIT 8, COMMUNITY BUILDING TIPS,
Membangun komunitas sebagai media networking, tukar pengalaman dan peluang kolaborasi antar Young Changemakers dan Fellow Ashoka.


2. DANA AWAL
Award senilai uang tunai 2,500,000 diberikan kepada Young Changemakers (beserta timnya) yang terseleksi dan digunakan sebagai dana awal untuk pengembangan kegiatan.


3. KOMUNITAS ASHOKA YOUNG CHANGEMAKERS NASIONAL DAN GLOBAL
Setelah terseleksi para Ashoka Young Changemaker bergabung dalam komunitas Ashoka Young Changemaker Global yang dirancang berkesinambungan untuk menyiapkan calon-calon pemimpin masyarakat di Indonesia di masa yang datang. Keanggotaan seumur hidup bagi para Young Changemakers dalam komunitas Young Changemakers Nasional dan Global ini dirancang sebagai komunitas pembelajar sebaya (Peer Learner) dengan manfaat mendapat akses peningkatan kapasitas dan pengakuan lainnya. Mereka yang terpilih akan mengikuti acara penganugerahan dengan liputan pers sebagai media promosi untuk mengundang kaum muda lainnya mengikuti jejak mereka dan mengajak masyarakat luas untuk mendukung inisiatif kaum muda.

Rabu, 28 Desember 2011

Proses Seleksi

seleksi 


SELEKSI APLIKASI
Penilaian aplikasi dan wawancara
akan menyeleksi kandidat untuk
mengikuti Young Changemakers
Workshop.

PERKEMBANGAN KEGIATAN
Kandidat mengaplikasikan pembelajaran workshop,
melanjutkan kegiatan, dan menyediakan informasi
perkembangan dalam bentuk narasi dan visual
(melalui facebook, video, photo,
weblog, atau website).

SELEKSI PANEL
Mereka yang menunjukkan kesungguhan
dan kesinambungan upaya pasca YCM Workshop
akan dipilih untuk bisa mengikuti
seleksi Panel.

Selasa, 27 Desember 2011

Berpartisipasi!


involve 




Mari Berkontribusi Dalam Gerakan Pembaharu Muda di Indonesia

AS A PARTICIPANT
Bila kamu berusia 12 - 25 tahun, memiliki tim dan sedang melakukan kegiatan sosial yang telah berjalan. Kamu dapat mengirimkan aplikasi ke Ashoka untuk mendapat apresiasi di program Young Changemakers Ashoka Indonesia.

AS A MENTOR
Anda dapat berperan langsung dalam mendampingi calon pembaharu muda, melalui aktivitas pendampingan individu/kelompok pemuda untuk mewujudkan ide dan gagasan sosial, memfasilitasi untuk mengembangkan gagasan yang telah terwujud, tanpa intervensi dan kepentingan yang menganggu indenpendesi pemuda terrsebut.

AS A NOMINATOR
Ashoka juga mengandalkan para nominator dari seluruh penjuru Indonesia untuk menemukan dan mengidentifikasi calon Young Changemakers. Nominator membantu mengapresiasi pemuda yang ada sesuai kriteria Young Changemakers yaitu: the Idea, Social Emphaty, Leadership dan Team Work.

AS A PARTNER
Kemitraan strategis dapat membantu melahirkan lebih banyak pembaharu muda di Indonesia. Kemitraan dibangun dengan membangun sistem kolaborasi anatar shoka dan Partner yang memastikan lahirnya pembahau muda dari jaringan lembaga partner, yang dapat berkesempatan mengikuti program Young Changemakers dan aktivitas sosialnya memberi benefit bagi lembaga partner.

AS A INVESTOR
Ashoka membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para investor untuk berinvestasi pada beragam kegiatan Young Changemakers, melahirkan lebih banyak changemakers dan mengispirasi lebih banyak pemuda untuk melakukan perubahan. Aktivitas program Young Changemakers meliputi: pengembangan tools dan modul everyone changemakers, rangkaian workshop Dream It! Do it! Grow it!, publik event bagi pembaharu muda, hingga pendanaan awal untuk strategi keberlanjutan dan pengembangan inovasi sosial para Young Changemakers.


Senin, 26 Desember 2011

YOUNG CHANGEMAKERS COMMUNITY

Komunitas Young Changemakers merupakan sebuah komunitas bagi para Pembaharu Muda yang dirancang berkesinambungan untuk menyiapkan calon-calon pemimpin masyarakat di Indonesia di masa yang akan datang. Keanggotaan seumur hidup bagi para Young Changemakers dalam komunitas Young Changemakers Nasional dan Global ini dirancang sebagai komunitas pembelajaran sebaya (peer learner) dengan manfaat mendapat akses peningkatan kapasitas dan pengakuan lainnya.

Minggu, 25 Desember 2011

MAKING MORE HEALTH : Gagasan Sosial Anak Muda di bidang Kesehatan!





Hallo anak muda diseluruh penjuru Indonesia!

Sepanjang tahun 2012 Ashoka membuka kesempatan bagi teman-teman untuk mengikuti program Young Changemakers Ashoka Making More Health. Bagi teman-teman yang akan dan telah menjalankan gagasan sosial di bidang kesehatan. Mari kita berproses bersama! 
Silahkan klik disni untuk menunjukkan gagasan sosialmu pada bidang kesehatan! Tunjukkan perubahanmu!  kami tunggu form aplikasimu di alamat email ycm@ashoka.or.id 



Memiliki gagasan sosial lain selain tema kesehatan? baru akan memulai kegiatan di tahun 2012 ? Segera Klik disini untuk mendapatkan form aplikasinya

 



ASHOKA l PEMBAHARU BAGI MASYARAKAT

Ashoka adalah asosiasi global para wirausahawan sosial. Ashoka bekerja untuk mengidentifikasikan, menyeleksi dan mendukung para wirausahawan sosial, yakni individu-individu yang memiliki visi dan misi, kemampuan dan kreativitas, komitmen dan keteguhan hati, serta gagasan, kejujuran, dan inovasi yang efektif dan berdaya ungkit tinggi dalam memecahkan masalah-masalah sosial.

Dukungan Ashoka kepada Wirausahawan Sosial di Indonesia adalah dukungan jaringan, penyebarluasan gagasan dan finansial. Ashoka dalam usaha menyebarluaskaninovasi sosial para wirausahawan sosial memberikan kesempatan yang luas untuk berkolaborasi melalui komunitas wirausahawan sosial secara nasional dan global, dan bersama-sama membangun infrastruktur baru bagi sektor masyarakat sipil untuk mempercepat terwujudnya cita-cita masyarakat sipil yang berdaya saing di Indonesia.

lebih dalam tentang Ashoka, klik ke: www.ashoka.or.id

Untuk wilayah Indonesia, kegiatan dan program Ashoka difasilitasi
dari kantor Ashoka di Bandung - Jawa Barat, yaitu di:

Jalan Durma No. 17, Turangga - Bandung 40264,
Telp/Fax: +62-22-7306914
Email: ashokaindonesia@ashoka.or.id

Sabtu, 24 Desember 2011

Aghnie : Memulai Perubahan Sejak Dini

 
 
 
Aghnie Hasya Rif adalah salah satu bukti bahwa anak muda mampu mengasah empati dan membangun perubahan sosial pada masyarakat sejak dini.  Sejak kelas 3 SMP, Aghnie telah mengembangkan Garage Sale for Education, untuk membantu teman-teman di sekolahnya agar dapat mengakases buku pelajaran. 

Tidak merasa puas dengan anugerah Young Changemakers Award 2010 yang disandangnya, Aghnie pun melahirkan inovasi sosial baru dengan membuat sekolah ibu, yaitu pemberdayaan ibu-ibu siswa sekolah dasar Pardomuan (sekolah adik Aghnie) untuk belajar membuat beragam barang kerajinan tangan handmade dan memasarkan hasil kerajinan tersebut kepada masyarakat. Hasil dari pemasaran kemudian dibuat tabungan pendidikan untuk membantu meringankan ibu-ibu tersebut membiayai sekolah anaknya. 

Sambil terus mengembangkan Garage Sale, Sekolah Ibu, Aghnie mulai tertarik untuk menjadi praktisi edukasi dengan membentuk Sekolah PAUD gratis bagi anak-ibu disekitar rumahnya. Dengan biaya seribu rupiah per pertemuan (seminggu 1-2x) , ibu-ibu dapat mengantarkan anaknya untuk mengakses edukasi anak usia dini bersama relawan edukasi yang Aghnie organisir.  

Sejauh yang saya tau, saat ini Aghnie masih terus mengasah passionnya di bidang seni dengan banyak melahirkan karya gambar, membuat Cosplay serta turut memberi pengajaran gratis menggambar kepada beberapa anak disekitar rumahnya.  Kesemua ini dia bangun dan capai dalam kurun waktu dua tahun sejak kelas 3 SMP hingga kelas 1 SMU (saat ini).  

Ada hal yang menarik sekaligus membuat ibunda Aghnie gundah, pada usia kelas 1 SMU Aghnie mulai berpikir untuk berhenti sekolah (memilih home schooling), agar dapat mengasah passionnya lebih dalam dan mengembangkan kegiatan sosialnya pada masyarakat. Baginya sekolah cukup mengekang kreatifitas dan waktu untuk berkarya. 

Itulah salah satu Aghnie lain yang saya kenal : Aghnie Hasya Rif, dengan berada pada lingkungan yang apresiatif dan terus mendukungnya saya yakin untuk beberapa tahun kedepan Aghnie Hasya Rif akan menjadi seorang CHANGEMAKERS dengan dampak perubahan yang luar biasa! 
 
 
Diposting oleh : Agni Yoga Airlangga - Kru YCM Ashoka Indonesia 

Kamis, 22 Desember 2011

Blog Young Changemakers Ashoka : Everyone can update

Hallo teman-teman semua! 

Senang sekali kami mentransformasi web base kami ke dalam bentuk blog. Kami harap dengan bentuk web yang simple ini kami dapat terus berbagi inspirasi dan informasi dalam dunia pembaharu muda di Indonesia!

Yeah! Everyone a Changemakers!

Jumat, 02 Desember 2011

Young Changemakers 2009

Ahfi Wahyu Hidayat, Yogyakarta
Usia terpilih 25 Tahun
“Friend Raising & Fun raising” untuk kampanye lingkungan
Peran generasi muda dalam gerakan lingkungan memberikan kontribusi yang sangat penting. Untuk itu, perlu adanya wadah yang bisa memfasilitasi anak muda untuk belajar hingga akhirnya membuat kegiatan positif untuk lingkungan. Atas dasar alasan tersebut, tahun 2004, Wahyu membentuk Sahabat Lingkungan. Sahabat Lingkungan adalah sebuah perkumpulan independen yang ingin mewujudkan gerakan sosial lingkungan melalui inisiator-inisiator kelompok muda.

Melalui Sahabat Lingkungan, Wahyu mengajak anak muda untuk aktif terjun ke masyarakat dan melakukan kegiatan lingkungan melalui kampanye “Friend raising & Fun raising”. Ia melakukan pendampingan masyarakat kampung Gambiran untuk pengelolaan sampah mandiri dengan melibatkan anak-anak muda yang tergabung di Sahabat Lingkungan untuk mengorganisir masyarakat, bertemu dengan stake holder birokrasi, walikota dan mengajak mereka bergerak bersama melakukan perubahan. Hingga saat ini, ada 4 kampung dan satu kelompok ibu-ibu yang terlibat dalam pengelolaan sampah swa-kelola sahabat lingkungan. 

Dalam melakukan kegiatannya Sahabat Lingkungan selalu melibatkan pemuda dari kampung tersebut atau pemuda dari luar kampung. Selain itu, anak-anak muda yang tergabung di Sahabat Lingkungan juga rutin mengadakan pelatihan lingkungan dan diskusi mingguan untuk meningkatkan kapasitas mereka. Sahabat lingkungan telah melibatkan lebih dari 1000 kelompok muda untuk beraktifitas lingkungan. Kedepannya, Ahfi akan ingin membuat Aliansi Sahabat Lingkungan se Asia Pasifik (Friends of the Earth), untuk membangun jaringan diantara pemuda sehingga perubahan bisa meluas. Hingga kini Shalink masih terus berkembang kendati Ahfi lebih berperan menjadi penasihat dan supporter. Untuk bergabung dalam kegiatan Shalink, dapat klik disini

Saat ini Ahfi masih merampungkan studi Magister Ilmu Lingkungan Hidup di Universitas Gajah Mada, Ahfi juga masih terus meneruskan passionnya menjadi community facilitator dengan melakukan action research di daerah Taman Nasional Alas Purwo, pendampingan masyarakat Karst Gunung Kidul dan berjejaring dengan jaringan pendamping masyarakat lainnya.







Ajeng Rahmani Rijadi  , Jakarta
Gerakan Campus Eco - Lifestyle 
Usia terpilih: 24 Tahun

 
Sampah merupakan masalah lingkungan yang hampir terjadi di semua tempat. Kampus, sebagai salah satu penghasil sampah, perlu berperan dalam solusi masalah sampah. Ajeng melihat pengelolaan sampah berbasis kampus merupakan salah satu upaya strategis penyelesaian masalah tersebut.

Upaya pengelolaan sampah di kampus tersebut dimulainya dari mengurangi sampah kertas. Ia menginisiasi  Gerakan untuk menghemat penggunaan kertas ini dimulainya di lingkungan FISIP UI (lingkungan dimana Ajeng kuliah). Strategi yang ia lakukan mulai dari mengumpulkan dukungan melalui penandatanganan petisi, memberikan penyadaran melalui pemasangan media kampanye di berbagai titik strategis dan juga advokasi kebijakan kampus untuk mendukung gerakannya tersebut.

Gerakan kertas bolak balik ini bisa dibilang berhasil karena bisa berkontribusi dalam mengurangi setengah konsumsi kertas di FISIP yang berarti juga telah membantu mengurangi sekitar 2 juta hektar lahan pohon yang ditebang. Selain itu, total dana yang bisa dihemat FISIP dalam penggunaan kertas per tahunnya adalah sekitar 15-20 juta, dengan estimasi sekitar 5000 mahasiswa FISIP UI mengikuti aturan yang telah ditetapkan. Selain itu, gerakan tersebut akhirnya diadopsi oleh BEM UI untuk diterapkan di tingkat universitas, yang berarti gerakan kertas bolak-balik di FISIP UI telah menginspirasi teman-teman di luar FISIP untuk juga mengusung gerakan ini. Jika aturan itu berhasil diadopsi di tingkat universitas,maka akan berperan dalam mengajak sekitar 30.000 mahasiswa UI dalam menyelamatkan pohon di dunia.



Cornelia Lingawan, Jakarta
Pemberdayaan Pelajar Untuk Gerakan Reuse Grey Water
Usia terpilih :17 Tahun
Limbah air rumah tangga (grey water) merupakan salah satu kontributor terhadap pencemaran air tanah dan sungai. Kenyataan bahwa masih sedikit masyarakat yang mau menggunakan kembali grey waternya membuat Conny (sapaan akrab Cornelia) tertantang menciptakan inovasi penampungan grey water bagi masyarakat agar grey water tersebut bisa digunakan kembali.

Dengan dukungan aktif dari sekolah, Conny dan tim  melakukan penelitian alat untuk memudahkan masyarakat menampung grey water. Setelah mengembangkan alat,  mereka  aktif mensosialisasikan penggunaan kembali grey water melalui berbagai  event di sekolah seperti open house, tournament antar sekolah, hingga mensosialisasikan penggunaan kembali grey water ke kelas-kelas. Conny dan tim  mulai mengaplikasikan alat penampung grey water sederhana mereka di rumah masing-masing, sambil  terus aktif  mengembangkan alat yang lebih praktis dan dapat diterima oleh masyarakat.

Saat ini aktivitas sosialisasi telah diapresiasi positif oleh beberapa sekolah lain dan berminat untuk mengaplikasikan alat penampung grey water. Beberapa  masyarakat di sekitar perumahan Conny dan tim juga berminat mengaplikasikan alat tersebut. Untuk selanjutnya, Conny dan tim menyasar aplikasi alat yang lebih luas di masyarakat, juga merencanakan untuk bekerjasama dengan developer perumahan agar dapat mengaplikasikan teknologi sederhana penampung air sejak awal pembangunan perumahan.



Danial, Bandung
Usia terpilih 25 Tahun
Pemberdayaan Pemuda dan Guru Untuk Gerakan Perubahan Iklim
 
Keyakinan bahwa sesungguhnya alam sebagai ruang interaksi manusia untuk memenuhi hajatnya mutlak perlu dikelola dan dipelihara dengan baik oleh manusia itu sendiri dan fenomena alam dan kecenderungan reaksi alam yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti peningkatan suhu bumi yang berdampak terjadinya perubahan iklim telah menginspirasi Danial membentuk Climate Change Center (C3). Melalui C3, Danial bersama timnya ingin mengakomodasi kepentingan semua pihak untuk berupaya bersama dalam usaha mitigasi dan adaptasi terhadap fenomena alam ini. Hal ini dilakukan melalui kegiatan kajian, kampanye, pendidikan, dan pengembangan komunitas secara kontinu, intensif untuk menyikapi perubahan iklim secara bijak dan terencana.


Sejak didirikan tahun 2008, C3 telah mengadakan berbagai kegiatan, seperti project paperless generation. Paperless GenerationWest Java Youth Climate Friends yang diangkat oleh C3 dalam bentuk program kampanye penggunaan media online sebagai media informasi yang ramah lingkungan. Untuk mempromosikan idenya, Danial membuat lomba mading online tingkat SMA/SMK, workshop dan pameran. 

Kini Danial turut aktif mengelola Forum Hijau Bandung (FHB) bersama para aktivis lingkungan Bandung lainnya, tujuannya adalah untuk mengembangkan jejaring informasi dan gerakan lingkungan dalam menanggapi isu-isu lingkungan hidup di Bandung




Evan Driyananda, Bandung 
Membuat Robot Mainan Sendiri Dari Sampah Nonorganik
Usia saat terpilih : 23 Tahun,




Jiwa seni yang mengalir dalam diri Evan mendorongnya berinisiatif membuat art project bernama Recycle Experience. Art projectcharacter robotic imagination. Inisiatifnya ini praktis menjadi solusi kreatif bagi masalah sampah nonorganik. yang dimulainya tahun 2006 ini lahir dari keinginannya membuat dan menata ulang bermacam sampah nonorganik yang kurang diharapkan keberadaannya menjadi sebuah media ekspresi penyaluran kemampuan bereksplorasi kaum muda. Misalnya, dari berbagai macam media yang ada diaplikasikan menjadi beraneka macam

Evan mengaplikasikan ide kreatif ini kepada anak-anak sekolah dengan melatih mereka membuat mainan sendiri dari sampah nonorganik. Untuk menyebarluaskan idenya, bekerja sama dengan berbagai industri kreatif, desainer, perusahaan, musisi, dan instansi pendidikan, Evan aktif berpartisipasi dalam berbagai pameran seni, kolaborasi seni, workshop, dan talkshow. Hingga kini Evan masih terus mengasah passion dan kreatifitasnya dengan mengolah beragam sampah non organik menjadi benda seni dan menginspirasi banyak anak muda lain untuk melakukan proses Recycle Experience.

untuk mengikuti sepak terjang dan dunia penuh kreasi dari evan, yuk klik disini!




Fahmi Dinni, 17 Tahun, Bandung
Kampanye Lingkungan Kreatif Berbasis Sekolah
Lingkungan yang sehat tercipta dari lingkungan yang bersih. Kebersihan lingkungan perlu dibangun bersama oleh semua warga di lingkungan tersebut. Kecintaannya terhadap lingkungan yang bersih serta kesadaran bahwa semua orang harus mencintai lingkungannya membuat Ami berinisiatif mendirikan ELOC13 (sebuah organisasi ektrakurikuler lingkungan hidup di SMA Negeri 13 Bandung, tempat dimana Ami sekarang bersekolah).

Melalui ELOC13, Ami mengajak partisipasi seluruh warga sekolah (teman-teman, adik kelas, guru-guru, pegawai kantin dan warga sekolah lainnya) untuk turut serta menjaga lingkungan. Hal ini Ami lakukan melalui berbagai kegiatan diantaranya workshop, penghijauan, penanaman tanaman obat, penyuluhan, lomba, cafe sehat dan bazar yang melibatkan seluruh warga SMA Negeri 13 Bandung.

Setelah 1 tahun berjalannya kegiatan, banyak kemajuan yang mulai terlihat. Warga sekolah sudah tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat, tanaman kelas terawat, pemakaian air dan listrik lebih hemat. Hal ini ia raih berkat tim dan partisipasi seluruh warga sekolah.

Kini Ami beraktivitas menjadi guru Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) di salah satu sekolah dasar di Bandung, sambil memperdalam ilmu edukasi di Universitas Pendidikan Indonesia. Aktivitas lingkungan hidupnya saat ini terwujud dalam komunitas Cangkul Hejo (KCH), dan dapat diikuti perkembangannya di sini.


Khilda Baiti Rohmah, Bandung
Manajemen Sampah Berbasis Peningkatan Kesejahteraan Pengelola Sampah
Usia terpilih 21 Tahun, 
 
Sampah yang kian hari kian banyak dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan manusia. Pentingnya sanitasi yang memadai bagi masyarakat membawa Khilda kepada sebuah aksi nyata. Ia memutuskan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan mutu sanitasi dan juga peningkatan pendapatan.

Ia memulainya dengan mendampingi petugas sampah di Cimahi. Ia memberi penyuluhan kepada petugas sampah mengenai pengelolaan sampah, mengajarkan cara membuat kompos dan cara mengolah sampah plastik menjadi kerajinan yang memiliki nilai jual.

Kedepannya, Khilda ingin melibatkan lebih banyak lagi masyarakat dalam pengelolaan sampah sehingga tanggung jawab mengelola sampah tidak dibebankan pada petugas sampah. Ia mempunyai satu pesan yang selalu membuatnya selalu konsisten bahwa ‘ apabila kita tidak mencoba hari ini maka kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok’.

Hingga kini Khilda terus mengembangkan beragam inovasi teknologi pengelolaan sampah bagi masyarakat, salah satu prestasi dan pencapaian terkininya adalah menjadi peraih penghargaan Danamon Award 2011 termuda  , ikuti beritanya disini

selain itu berbagai rangkuman berita mengenai Khilda dapat dilihat pada link2 berikut 


Luluk Roudhotul Jannah, GresikPelestarian Telaga Berbasis Edukasi Masyarakat
Usia terpilih : 15 tahun
Telaga merupakan salah satu sumber air bagi masyarakat. Telaga yang bersih menjamin kehidupan masyarakat di masa mendatang karenanya penting untuk dijaga kelestarian dan kebersihannya oleh masyarakat di sekitar telaga.

Melalui program pelestarian dan pengawasan kondisi Telaga Tretes Desa Ngepung Kabupaten Gresik Jawa Timur, Luluk mengajak siswa di sekolahnya, anak-anak muda yang tinggal di sekitar telaga dan juga masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian telaga. Hal ini ia lakukan dengan mengajak mereka meneliti kualitas air telaga melalui teknik biotilik. Luluk mengajarkan teknik biotilik ini kepada anak-anak muda di sekitar telaga dan juga teman-teman di sekolahnya. Bersama-sama mereka memantau kualitas air telaga. Selain itu, ia mengajak masyarakat untuk melakukan penghijauan di sekitar telaga.

Hingga saat ini, ia telah berhasil melakukan beberapa kali observasi telaga bersama anak-anak muda dan warga di sekitar telaga, mengajak mereka melakukan penghijauan, penyuluhan dan himbauan kepada warga agar terus melestarikan telaga.

Berkat inspirasi dan prestasinya ini, Luluk mendapatkan kesempatan untuk  melanjutkan pendidikannya di SMU 10 Malang Boarding School - Yayasan Sampoerna Foundation.  



Lina Pratica Wijaya, Bali Media Kreatif Edukasi Lingkungan Berbasis Generasi Muda 
Usia terpilih :20 Tahun,
Semua hal berawal dari informasi. Lina melihat pentingnya media informasi dalam mengembangkan kesadaran lingkungan di masyarakat. Berbekal minat yang besar di bidang media (menulis dan film), Lina dan timnya membentuk deGenk community. Komunitas ini  bergerak dalam bidang informasi dan edukasi. Produknya berkisar antara majalah, notebook daur ulang dengan materi lingkungan, video, bahkan merchandise (pin dan t-shirt).


Adanya komunitas ini dan segala bentuk produk yang diberikan diharapkan dapat membukakan mata masyarakat terhadap hal-hal yang terjadi khususnya terkait lingkungan (air dan sanitasi). Hal ini juga merupakan salah satu cara yang fun, menarik dan menyenangkan untuk mentransfer informasi tentang lingkungan.


Selain memberikan informasi, komunitas ini rajin mengadakan workshop- workshop kecil yang sarat edukasi, membuat produk dari sampah daur ulang, workshop jurnalistik muda peduli lingkungan, dan juga kampanye melalui Greentainment, sebuah acara pagelaran musik, parade band dan pertunjukan seni yang disulap menjadi media kampanye.


Dalam waktu dekat ini, Lina dan tim berencana membuat rangkaian acara yang bertujuan untuk mencetak lebih banyak lagi jurnalis lingkungan muda yang bisa menyebarkan informasi tentang lingkungan. Acara ini dimulai dengan pelatihan jurnalistik lingkungan untuk anak muda, kemudian dilanjutkan dengan lomba mading, essay dan artikel lalu ditutup dengan acara Greentainment.

Hingga kini Lina masih terus mengembangkan Greentail dan menikmati passionnya dalam bidang jurnalistik, dan traveling. Untuk mengikuti kabar dan aktivitasnya, dapat di klik disini




Mega Chrisna Anggraeni Rustanti, Gresik Hutan tani Bantaran sebagai Sarana Kampanye Cinta Sungai 
Usia terpilih :18 Tahun 
 
Bantaran sungai berfungsi sebagai filter air dan habitat ekosistem sungai. Daerah bantaran sungai penting untuk dipelihara dan pemeliharaan daerah bantaran ini harus tumbuh dari kepedulian masyarakat. Hal inilah yang menjadi ambisi Mega.


Melalui program Hutan Tani Bantaran (HTB), Mega mulai melakukan restorasi bantaran di desa Sumengko, Surabaya. Ia melibatkan masyarakat dan pemuda serta instansi berwenang untuk bersama-sama menanami lahan bantaran dengan tanaman pangan, tanaman obat serta pohon produktif. Proses ini ia mulai melalui wawancara serta sosialisasi pentingnya bantaran sungai ke masyarakat dan instansi yang berwenang. Kemudian, ia mensosialisasikan fungsi bantaran yang ia sebut dengan 4E (ekologis, edukasi, ekonomis dan ecotourism).


Saat ini ia telah berhasil mereplikasi program HTB di desa Lebani Waras. HTB ini telah terealisasi di 2 desa dengan masing-masing luas lahan 8,000m2 di desa Sumengko dan 4,000m2 di desa Lebani Waras. Dalam mewujudkan program ini, ia berhasil melibatkan 300 orang yang berasal dari masyarakat, pemuda, instansi pemerintah dan LSM, dan sekolah lain. Hingga kini sudah ada beberapa sekolah yang mereplikasi program ini di daerahnya masing-masing.