Kamis, 12 Januari 2012

Empati adalah kunci dari perubahan!




Empati merupakan kunci bagi setiap manusia untuk dapat berbuat sesuatu bagi lingkungan sekitarnya. Tanpa Empati yang kuat terhadap masyarakat, seseorang tidak akan mampu berkontribusi maksimal untuk membuat perubahan sosial. 

Simak link berikut empathy initiative , sebuah inisiatif dari Ashoka Global untuk membangun empati melalui gerakan perubahan sosial.  


ikuti juga kompetisi global changemakers di bidang empathy dengan klik gambar berikut ini :









Bagaimana dengan kamu sendiri? memiliki ide, gagasan dan program untuk mempertajam empati pada anak muda disektitar anda? share inspirasi anda dengan komentar pada tulisan ini atau email kami di ycm@ashoka.or.id







Mengundang para kolega untuk berpartisipasi dalam gerakan Pembaharu Muda


Rekan-rekan kolega yang terhormat, Young Changemakers Ashoka membuka kesempatan selebar-lebarnya untuk bersama-sama membangun gerakan Pembaharu Muda di Indonesia. 

 


MENJADI MENTOR
Anda dapat berperan langsung dalam mendampingi calon pembaharu muda, melalui aktivitas pendampingan individu/kelompok pemuda untuk mewujudkan ide dan gagasan sosial, memfasilitasi untuk mengembangkan gagasan yang telah terwujud, tanpa intervensi dan kepentingan yang menganggu indenpendesi pemuda terrsebut.  Mari kontribusikan keahlian dan keunikan spesifik anda untuk meningkatkan kapasitas para pemuda dan Young Changemakers yang telah terpilih untuk dapat memperbesar dampak bagi masyarakat. 



MENJADI NOMINATOR
Ashoka juga mengandalkan para nominator dari seluruh penjuru Indonesia untuk menemukan dan mengidentifikasi calon Young Changemakers. Nominator membantu mengapresiasi pemuda yang ada sesuai kriteria Young Changemakers yaitu: the Idea, Social Emphaty, Leadership dan Team Work.


MENJADI PARTNER
Kemitraan strategis dapat membantu melahirkan lebih banyak pembaharu muda di Indonesia. Kemitraan dibangun dengan membangun sistem kolaborasi anatar shoka dan Partner yang memastikan lahirnya pembahau muda dari jaringan lembaga partner, yang dapat berkesempatan mengikuti program Young Changemakers dan aktivitas sosialnya memberi benefit bagi lembaga partner.


MENJADI INVESTOR
Ashoka membuka kesempatan seluas-luasnya bagi para investor untuk berinvestasi pada beragam kegiatan Young Changemakers, melahirkan lebih banyak changemakers dan mengispirasi lebih banyak pemuda untuk melakukan perubahan. Aktivitas program Young Changemakers meliputi: pengembangan tools dan modul everyone changemakers, rangkaian workshop Dream It! Do it! Grow it!, publik event bagi pembaharu muda, hingga pendanaan awal untuk strategi keberlanjutan dan pengembangan inovasi sosial para Young Changemakers.
 
SEKOLAH PEMBAHARU MUDA
Melalui Sekolah Pembaharu Muda (SPM), Young Changemakers Ashoka membuka kesempatan bagi rekan-rekan guru khususnya dan pihak sekolah untuk dapat memfasilitasi siswa mengenal isu sosial disekitarnya , menumbuhkan empati serta meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan melahirkan dan menjalankan gagasan sosial bagi masyarakat disekitarnya. 


Hallo anak muda diseluruh penjuru Indonesia! yuk mari bergabung bersama dalam gerakan Pembaharu Muda!

MENJADI PEMBAHARU MUDA! 
Bila kamu berusia 12 - 25 tahun, memiliki tim dan sedang melakukan kegiatan sosial yang telah berjalan. Kamu dapat mengirimkan aplikasi ke Ashoka untuk mendapat apresiasi di program Young Changemakers Ashoka Indonesia. klik disni untuk mengunduh form aplikasi Young Changemakers. Ayo tunjukkan inspirasi perubahanmu! 


#KLUB FASILITATOR MUDA (#KFM)!
Bila kamu para muda-mudi memiliki passion dalam dunia komunikasi, kreatifitas dan senang memfasilitasi serta memotivasi anak muda lain untuk melakukan perubahan, maka #KFM adalah media yang tepat bagi kamu untuk terlibat aktif mendorong lebih banyak anak muda disekitarmu melahirkan gagasan-gagasan sosial bagi masyarakat. 
Disini kamu akan bertemua dengan kru YCM dan partner kami yang memiliki keahlian dalam bidang fasilitasi dan kreatifitas untuk belajar bersama mengembangkan dan mengimplementasikan proses Dream it Do it  bagi anak muda.  


MENJADI PEER MENTOR
Kamu juga dapat berperan langsung dalam mendampingi calon pembaharu muda, melalui aktivitas pendampingan individu/kelompok pemuda untuk mewujudkan ide dan gagasan sosial, memfasilitasi untuk mengembangkan gagasan yang telah terwujud, tanpa intervensi dan kepentingan yang menganggu indenpendesi pemuda tersebut.


MENJADI  NOMINATOR 
Apakah kamu suka berkegiatan dengan anak muda? sering bertemu dengan beragam anak muda? pernah menemui anak muda berusia 12-25 tahun yang sedang menjalankan kegiatan sosial bagi masyarakat? 
Maka kamulah orang yang  kami  andalkan  menjadi nominator dari seluruh penjuru Indonesia untuk menemukan dan mengidentifikasi calon Young Changemakers. Nominator membantu mengapresiasi pemuda yang ada sesuai kriteria Young Changemakers yaitu: the Idea, Social Impact, Social Emphaty, Leadership dan Team Work.

 
MENJADI MITRA YOUNG CHANGEMAKERS
Kemitraan strategis dapat membantu melahirkan lebih banyak pembaharu muda di Indonesia.  Tim YCM siap berkolaborasi dengan komunitas / lembaga berbasis pemuda untuk mendorong para anggota dan beneficiaries nya melahirkan gagasan-gagasan sosial konkrit yang memberi nilai tambah pada lembaga mitra dan tentunya membawa dampak positif bagi masyarakat.

Selasa, 10 Januari 2012

Blog yang lebih dinamis


Hai! saat ini YCM Ashoka akan lebih banyak mengupdate informasi melalui Blog ini.  Semoga informasinya lebih dinamis dan inspiratif.

Blog ini masih dalam update untuk melengkapi informasi di setiap page dan label postingannya. Kami perkirakan pada akhir bulan Januari blog ini sudah dapat teman-teman nikmati

Enjoy!

Kru Young Changemakers 

















Senin, 09 Januari 2012



Untuk berkomunikasi dan saling mengapresiasi satu sama lain, teman-teman dapat mengkontak kami di :


YOUNG CHANGEMAKERS ASHOKA INDONESIA
Jalan Durma No. 17 Bandung 40264 Bandung - Jawa Barat 40162. Indonesia
Phone          :  +6222 7306914  /  +628 11 227 201
Email           :  ycm@ashoka.or.id
Facebook   :   ycm ashoka
Twitter         :   @ychangemakers 





Rabu, 04 Januari 2012

Perkenalkan 26 Pembaharu Muda Ashoka!



Sepanjang tahun 2010 , Young Changemakers Ashoka Indonesia bersama HIVOS telah mengapresiasi ratusan kandidat Changemakers di bidang Hak Asasi Manusia yang terjaring melalui aplikasi, workshop Dream it Do it, pengembangan kurikulum di kampus, jalur Intrapreneur, dan proses dampingan dari organisasi yang concern terhadap gerakan pembaharu muda di masyarakat.

Untuk membangun sistem yang mendukung anak muda membuat perubahan di masyarakat, Ashoka telah bekerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya untuk mengembangkan kurikulum Social Entrepreneurship yang telah menghasilkan 2 Changemakers terpilih tahun ini.

Ashoka Juga telah bekerjasama dengan  25 organisasi dan komunitas yang melakukan workshop dan proses pendampingan anak muda untuk menghasilkan beragam  aktivitas sosial yang dipimpin oleh anak muda di masyarakat. Gerakan Everyone a Changemaker semakin lengkap dengan kerjasama antara Ashoka dan lembaga berbasis gerakan HAM untuk memfasilitasi kandidat Intrapreneur Ashoka.

Well, dari perjalanan panjang seleksi internal, workshop, mentoring, hingga seleksi panel dan orientasi, berikut kami perkenalkan 20 Young Changemakers dan 6 Young Intrapreneur Ashoka 2010. Beragam isu, kreativitas kegiatan sosial dapat kita apresiasi dari para pembaharu muda ini.  Maju terus gerakan pembaharu muda!



Adi Kurniawan , Surabaya, Jawa Timur

GAYA Pariwara Club : Ruang kreativitas dan pemberdayaan pemuda LGBT
“Mewujudkan dunia anti diskriminasi bagi LGBT muda dengan membuka ruang kreatifitas dan sekolah seni untuk puluhan LGBT Muda di Surabaya”




Fakta bahwa anak muda LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) masih mengalami banyak diskriminasi dan keterasingan diri di masyarakat membuat Adi Kurniawan tergerak untuk membuka ruang kreativitas dan menunjukkan eksistensi diri bagi para muda mudi LGBT agar dapat hidup beriringan di masyarakat dan bebas dari tekanan kaum homophobia. Setelah dua tahun beraktivitas di lembaga GAYA NUSANTARA, akhirnya Adi memutuskan untuk membentuk komunitas independen anak muda LGBT, Gaya Pariwara Club, karena merasa organisasi LGBT yang ada selama ini tidak cukup memfasilitasi kebutuhan anak muda LGBT untuk dapat keluar dari tekanan masyarakat dan hidup berdampingan dengan masyarakat.

Melalui Gaya Pariwara Club, Adi aktif menjangkau kaum muda LGBT dan kemudian dilibatkan dalam kegiatan capacity building dan diskusi. Adi menggagas juga kegiatan Sekolah Seni dimana para kaum muda LGBT dilibatkan sebagai pengajar di sekolah tersebut. Selain diikuti oleh kaum muda LGBT, banyak kaum muda hetero yang juga mengikuti kegiatan di Gaya Pariwara Club. Inklusifitas kegiatan yang dikembangkan Adi membawa kaum muda LGBT pada keyakinan dan kepercayaan diri yang mengantar mereka tanpa canggung berinteraksi dengan masyarakat.

Aghnie Hasya Rif , Bandung Jawa Barat


“Mengelola sumberdaya publik melalui Garage Sale untuk mendukung kegiatan edukasi di sekolah”

Kesenjangan sosial yang ada di sekolahnya, kian hari membuat Aghnie merasa kurang nyaman. SMP Alfa Centauri tempatnya menimba ilmu, memang merupakan sekolah yang menerapkan subsidi silang. Namun nyatanya, terdapat kondisi yang tidak seimbang dimana lebih banyak siswa tidak mampu dibandingkan yang mampu hingga seringkali menjadi kendala bagi sebagian siswa, seperti kesulitan mendapat buku pelajaran, tidak ada biaya untuk outing, dan sebagainya.

Kondisi tersebut membuat Aghnie tergerak untuk mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual dalam kegiatan Garage Sale bertema “Sama Rata Sama Rasa”, yang hasilnya diperuntukkan bagi teman-teman Aghnie yang kesulitan biaya. Dengan mengusung motto ‘dari kita untuk kita’, beruntung Aghnie mendapat support dari guru dan teman-temannya, hingga ia berhasil menyelenggarakan Garage Sale. Dalam proses pengumpulan barang bekas, Aghnie melibatkan teman-temannya dalam panitia kecil, serta secara bergerilya masuk ke kelas-kelas maupun ke rumah kerabat dan teman-temannya, khusus untuk mensosialisasikan program ini. Dana yang terkumpul dari Garage Sale digunakan untuk membeli buku pelajaran yang di simpan di perpustakaan.  Hingga kini kegiatan Garage Sale terus berlanjut, dimulai dari sekolah Ibu yang memberdayakan orang tua murid (pada sekolah adiknya di SD Pardomuan Bandung) , untuk membuat manik-manik dan hasil penjualannya di tabung untuk biaya edukasi.

Selain sekolah Ibu, Aghnie terus mengembangkan kegiatan sosialnya dengan membuat sekolah PAUD berbiaya seribu rupiah untuk tiap pertemuan dengan mengorganisir relawan guru, mengembangkan modul PAUD bersama-sama dan melayani belasan orang tua-anak untuk mengakses program PAUD ini secara rutin.

Aghnie membuktkan bahwa untuk memperjuangkan Hak Edukasi bagi teman-temannya tidak perlu menunggu dewasa, bisa dimulai saat ini juga!

Klik di sini  untuk update informasi dan melihat video tentang Aghnie yang ditulis oleh kru YCM Ashoka

Kontak:   chika_cakka_chan@yahoo.co.id



Amelia Dwi Marthasari , Malang Jawa Timur
Creation (Creative Motivation Training)
“Training motivasi sebagai sarana pemberdayaan anak dan pemuda untuk perubahan sosial”

Amelia melihat anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi  bawah, apalagi yatim piatu mengalami ancaman pada proses tumbuh kembangnya. Kebanyakan anak-anak tersebut tinggal di lingkungan yang tidak kondusif untuk pembelajaran etika dan moral serta pendidikan. Padahal lingkungan tempat tinggal sangat menentukan perkembangan anak. Hal ini kemudian mendorong Amelia dan teman-temannya membentuk CREATION, sebuah organisasi yang fokus pada peningkatan potensi anak-anak.

 Sejak terbentuk, CREATION mengembangkan 2 kegiatan, yaitu School of Trainer (SOT) dan pendampingan anak-anak. Kegiatan SOT ditujukan bagi kaum muda yang memiliki ketertarikan pada anak-anak. Kaum muda tersebut kemudian dilatih untuk bisa menjadi pendamping bagi anak-anak. Kegiatan SOT ini rutin diadakan sebulan sekali. Kegiatan lainnya adalah pendampingan anak. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak untuk berani bermimpi dan bercita-cita sehingga dapat melejitkan potensi diri melalui berbagai kegiatan seperti berbagai macam pelatihan motivasi diri yang inovatif.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 30 kaum muda bergabung untuk mendampingi anak-anak di daerah dampingan. Perubahan yang terjadi setelah adanya pelatihan tersebut adalah adanya tingkat kepedulian yang lebih tinggi terhadap anak-anak tersebut, dibandingkan dengan sebelum mereka mengikuti pelatihan tersebut. Saat ini CREATION masih berada dalam tahapan pelatihan-pelatihan untuk kaum muda yang akan mendampingi anak-anak tersebut, sehingga belum memasuki berikutnya (pendampingan anak-anak oleh kaum muda yang telah terlatih).



 Arga Adi Yuwono, Malang
“Membangun mimpi dan meningkatkan potensi puluhan anak melalui gerakan KADIKSUH”

Mewujudkan perubahan sosial anak dengan membangun mimpi dan peningkatan potensi anak

Arga melihat anak-anak yang tinggal di daerah pemukiman kumuh bantaran kali Brantas dipaksa orang tuanya untuk bekerja. Sehari-hari anak-anak tersebut rela menjadi pengemis dan pedagang asongan demi membantu orang tuanya. Kondisi seperti ini memaksa anak-anak hidup dalam keterbatasan tanpa berani memimpikan masa depannya. Berawal dari sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan kampusnya, Arga dan timnya tertantang untuk mengembangkan kegiatan yang berkelanjutan untuk memotivasi anak-anak membangun impian dan berani mewujudkannya. Kemudian ia dan tim mendirikan Rumah Impian sebagai lanjutan dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang dijalankannya.

Di Rumah Impian, Arga menerjemahkan perubahan sosial pada dunia anak bantaran melalui kegiatan membangun mimpi anak-anak diberi motivasi secara berkelanjutan dan difasilitasi untuk membangun mimpi dan menggali potensi demi mewujudkan mimpinya melalui berbagai kegiatan diantaranya training motivasi, nonton film bersama, story telling, mentoring, motivation speech, motivation letter dan temu tokoh. Selain itu, Rumah Impian juga mengembangkan tools Dream book, Dream class lesson, Dream show. Tools ini secara berkesinambungan memfasilitasi anak-anak mulai dari membangun mimpi, menggali potensi diri hingga berani menunjukkan mimpi dan potensinya kepada umum.

Hingga saat ini, sudah ada 30 orang anak mengikuti kegiatan di Rumah Impian. Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan di Rumah Impian, mereka mengalami beberapa perubahan, diantaranya: etika dan sopan santun terhadap orang tua lebih meningkat, ibadah yang lebih rutin, dan sudah memiliki gambaran akan mimpi-mimpi yang akan mereka lakukan di masa mendatang. Mereka juga sudah termotivasi untuk terus berusaha mewujudkan mimpinya melalui frekuensi kehadiran di Rumah Impian yang semakin tinggi.

Saat ini Arga sedang mengejar mimpinya menjadi korps pengajar muda di Indonesia Mengajar, go follow your dream Arga! 
http://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/arga-yuwono/


Kontak: violeta_tya@yahoo.com



Andi Taufan Garuda Putra, Bogor, Jabotabek
Amartha Microfinance 

Membuka akses sumber daya ekonomi kepada ratusan perempuan dan ibu- ibu rumah tangga di desa Ciseeng melalui Amartha Microfinace berbasis koperasi”

Taufan melihat di daerah pelosok masih banyak masyarakat yang hidup serba kekurangan. Dengan pendapatan per hari maksimal 20,000 rupiah, masyarakat memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan untuk anak-anaknya, memiliki rumah yang sangat sederhana dengan sanitasi yang tidak memadai, serta kesulitan memiliki modal usaha. Menurut Taufan, kehidupan masyarakat ini bisa berubah ketika mereka memiliki akses kapital.

Sejak akhir 2009, Taufan memulai kegiatan microfinancenya. Di masa awal implementasi, Taufan dan tim menggunakan dana pribadi sebagai dana untuk pinjaman yang diberikan kepada perorangan. Awal tahun 2010, di bawah organisasi yang ia dirikan, Koperasi Amartha Indonesia, ia mengembangkan model pinjaman seperti Grameen Bank dengan memasukan konsep pinjaman syariah. Ia membentuk kelompok perempuan beranggotakan 20 orang. Kemudian memberi pinjaman sebesar 500,000 rupiah dengan jangka waktu pengembalian 50 minggu. Selain itu ia rutin menggelar pertemuan mingguan dimana di setiap pertemuan anggota kelompok membayar cicilan pinjamannya.Taufan telah berhasil membentuk 5 kelompok perempuan dengan masing-masing anggota kelompok berjumlah 20 orang di 5 RT di kecamatan Ciseeng, Bogor. Dana pinjaman yang diberikan telah digunakan untuk menambah modal usaha dan renovasi rumah.

Yuk tonton vide taufan dan amartha , klik aja foto taufan di atas dan juga gambar logo YCM berikut 


Kontak: Andi Taufan andi.taufan@gmail.com
Website Amartha : http://www.amartha.co.id/




Budi Prasetyo, Yogyakarta
Pondok Kepenulisan Hasyim Asy’ari


“Gerakan pluralisme dan HAM dalam dunia pesantren melalui workshop dan pelatihan menulis bagi puluhan santri dan masyarakat di sekitar pasantren”



Sejak tahun 2005 Budi hidup di lingkungan pesantren dan selama itu juga ia merasakan adanya diskriminasi masyarakat terhadap kaum muslim terutama warga pesantren. Masyarakat umumnya menganggap pesantren sebagai sarang teroris sehingga tak jarang masyarakat antipati terhadap warga pesantren. Stigma negatif ini muncul sebagai akibat dari konstruksi media terhadap teroris bahwa teroris identik dengan simbol Islam seperti jenggot, celana komprang, cadar, simbol kata dan bahasa hingga institusi pesantren.

Sejak tahun 2007 Budi terlibat sebagai pengurus pondok pesantren dan meneruskan kegiatan rutin yang sudah dijalankan sejak 2005 yaitu diskusi mingguan tentang HAM, demokrasi dan multikulturalisme. Budi ingin santri pesantren menjadi intelektual muslim yang kuat memegang teguh keimanan namun toleran dengan segala macam perbedaan dan siap berdialog dengan siapapun tanpa menghujat, merendahkan apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan. Pada tahun 2009 ia menginisiasi kegiatan Sekolah HAM. Kegiatan ini diadakan di pesantren selama 2 minggu dan diikuti oleh 25 santri mewakili pondok pesantren lainnya di sekitar Yogyakarta. Para peserta belajar tentang HAM, HAM dalam Islam, resolusi konflik dan gerakan massa serta praktek langsung advokasi lapangan, mulai dari investigasi, hingga memilih advokasi yang akan diambil apakah litigasi atau non litigasi bagi para korban pelanggaran HAM (komunitas penyandang cacat, kelompok pedangang kaki lima).

Sadar bahwa proses membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya lewat satu kali kegiatan, Budi saat ini mengembangkan kurikulum pendidikan HAM khususnya tentang multikulturalisme yang terintegrasi dengan pendidikan di pesantren sementara terus mengadakan Sekolah HAM setahun sekali.  Untuk mewujudkan inklusivitas yang konkrit antara pihak pesantren dengan masyarakat, Budi dan rekan-rekannya aktif melakukan kegiatan sosial lain bersama masyarakat, seperti sanggar belajar, advokasi hak pelayanan kesehatan, dan sebagainya.  Hingga kini beberapa rekan pemuda di pesantren yang dipimpin budi ikut aktif terlibat dalam menyuarakan isu HAM dan Pluralisme.

Kontak:   budiprasetyaa@gmail.com




Dharma Sucipto  Gresik, Jawa Timur
Small Farming Food Security


“Gerakan makanan sehat di sekolah melalui inovasi makanan berbasis bahan Organik”


Dharma prihatin dengan maraknya makanan dan jajanan tidak sehat yang setiap hari diakses oleh warga sekolah. Dharma berpendapat bahwa makanan-makanan tersebut dapat merugikan di bidang kesehatan dan telah mewarnai keseharian para konsumen makanan untuk selalu mengakses makanan dan jajanan tersebut.

Berbekal hobi memasak yang telah diasah sejak kecil, Rama (nama panggilannya) mengembangkan gerakan makanan sehat yang dimulai dari sekolahnya. Dimulai dari mengajak beberapa rekan-rekannya untuk bergabung, meneliti kandungan snack dan makanan di kantin sekolah yang dapat merugikan kesehatan, hingga kini Rama telah aktif mengembangkan resep jajanan sehat berbasis ketela dan pisang. Kini Rama masih aktif menjajakan kue sehat hasil inovasinya kepada rekan-rekan sekolah secara gratis  sebagai awal gerakan makanan sehat.

Hingga 4 bulan kegiatan ini berjalan , Rama telah menciptakan beberapa resep kue berbahan ketela dan pisang, memanfaatkan ketela dan pisang di kebun organik sekolah sebagai bahan kue, aktif melibatkan teman-teman untuk memasak kue dan membagikan kepada warga sekolah, dan aktif memberikan informasi seputar makanan sehat di mading sekolah. Kedepan Rama berencana untuk membangun kantin makanan sehat di sekolahnya, dan telah berkoordinasi aktif dengan guru untuk mewujdukan mimpinya, selain itu Rama juga telah melakukan sounding isu kepada SMP almamaternya, dan siap mengembangkan jaringan gerakan makanan sehat di berbagai sekolah.
 

Kontak:   rama_cool37@yahoo.co.id


Enna Siti Rohmah, Bandung, Jawa Barat
Tim/ Organisasi   :  SAPA Institut
Gagasan                 : Jaringan pemuda desa peduli Kesehatan Reproduksi
“Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pemahaman reproduksi melalui jaringan pemuda di lima desa di Kabupaten Bandung”


Semenjak aktif berkegiatan di SAPA institut, sebuah lembaga pemberdayaan perempuan dan ibu-ibu korban KDRT di daerah Bandung Selatan, Enna melihat bahwa salah satu akar dari permasalahan besar tersebut berawal dari isu kesehatan reproduksi, pemberdayaan pemuda dan pernikahan dini di masyarakat.

Enna dan tim mengambil inisiatif untuk memisahkan kegiatan pemuda yang tadinya berkegiatan bersama ibu-ibu dan membangun gerakan pemuda dalam isu pemberdayaan kapasitas, kesehatan reproduksi dan pernikahan dini. Enna memulai kegiatan ini pada awal tahun 2010 dan terjun ke 5 wilayah dampingan SAPA.   Melalui jaringan tersebut Enna aktif membuka ruang diskusi bagi pemuda, membentuk jaringan pemuda di 5 wilayah , dan mengembangkan workshop untuk memfasilitasi kebutuhan pemuda terkait isu putus sekolah, kespro dan pernikahan dini. Enna menjangkau puluhan pemuda usia SMP-SMA dan berkegiatan bersama 24 pemuda perwakilah 5 wilayah.

Hingga kini Enna terus mencoba mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih konkrit untuk memfasilitasi kebutuhan riil pemuda sekaligus memberdayakan pemuda untuk mengambil inisiatif berkegiatan di masing-masing wilayahnya. Melalui pertemuan rutin bulanan dari perwakilan 5 pemuda tersebut, telah teridentifikasi kebutuhan spesifik yaitu isu putus sekolah dan pernikahan dini. Kemudian Enna meramu kegiatan kampanye kespro, pemberdayaan pemuda dikaitkan dengan tema spesifik.

Kontak:   enna_mu3t@yahoo.co.id


mi Maslikha Riyanti  , Surabaya, Jawa Timur

Taman Baca   Bumi Pertiwi

“Optimasi dan kreativitas Taman Baca untuk meningkatkan kapasitas Edukasi  bagi puluhan anak di desa Pepelegi, Sidoarjo”

Ismi melihat anak-anak masih saja menghabiskan waktunya untuk bermain padahal mereka memiliki kawajiban untuk belajar dan membuat PR. Ia juga melihat taman bacaan yang ada kurang dimanfaatkan oleh anak-anak. Ini karena anak-anak memiliki minat baca yang rendah. Ismi berpendapat jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, maka anak-anak tidak akan memiliki masa depan yang cerah.

Ismi kemudian mengembangkan berbagai kegiatan kreatif untuk mengajak anak-anak terlibat aktif di taman baca. Ia menambah koleksi buku dengan berbagai jenis buku yang tentunya sesuai dengan minat anak-anak. Ia pun mengadakan kegiatan outbond untuk mempererat hubungan dengan anak-anak dan membuat mereka nyaman untuk terlibat lebih jauh.

Hingga saat ini, anak-anak yang terlibat di kegiatan taman bacanya semakin banyak. tercatat terdapat 14 anggota tim dongeng Bumi Pertiwi yang aktif melakukan kegiatan kreaasi dan memberdayakan anak-anak di daerah tersebut. Mulai dari melakukan lomba menanam dan memelihara, pertunjukkan dari warga untuk warga, membuka lapangan pingpong untuk bermain bersama, mengurus tambak bersama , hingga kegiatan mengamen buku yang masih rutin dilakukan hingga saat ini.

Kontak
dongeng_bumipertiwi@yahoo.com
fb : dongen bumi pertiwi







Jimmy Marcos Immanuel  ,Yogyakarta
YIFOS


“Jaringan pemuda lintas iman dalam isu kesehatan reproduski dan gender di tiga kota (Jawa Tengah)”


Pluralisme, isu yang memanggil Jimmy ini mengarahkannya menginisiasi kegiatan untuk memfasilitasi terjadinya proses diskusi agar terbangun rasa saling memahami dan menghormati diantara para kaum muda lintas agama dan kaum LGBT. Jimmy melihat salah satu akar kekerasan dan penindasan keterkucilan kaum LGBT adalah pandangan tentang LGBT yang dibangun oleh pemahaman keyakinan yang sempit dan tidak komperhensif.

Sejak awal Maret 2010 Jimmy bersama timnya, YIFOS, mengadakan kegiatan road show dan diskusi lintas iman antar pemuda, pemuka agama, dan praktisi serta kelompok LGBT. Melalui kegiatannya ini, berbagai isu, pemahaman lintas iman di benturkan dan disintesiskan untuk mencapai pemahaman yang lebih plural tentang LGBT dalam prespektif agama, langkahnya ini terbilang berani mengingat isu tersebut adalah isu mendasarkan dalaammkeyakinan- keyakinan (agama) yang ada di Indonesia. Berbagai penolakan, respon positif, dukungan, tantangan dari beragam lapisan masyarakat, tak terkecuali tokoh- tokoh agama, membuat Jimmy yakin bahwa suatu saat gerakannya akan memberi kontribusi positif pada perspektif dan keberterimaan kaum LGBT di masyarakat.

Oleh karena itu, hingga kini Jimmy dan tim YIFOS aktif mengembangkan jaringan gerakan diskusi dan pemahaman seksualitas dalam beragam perspektif keyakinan, tidak kurang jaringannya telah terbentuk di 3 kota dan terus aktif menjangkau kaum muda, pemuka agama serta LGBT sendiri dalam mendukung gerakan ini.

Saat ini Jimmy sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pendeta dan terus mendampingi pemuda-pemuda di berbagai daerah untuk memahami pluralisme dan toleransi antar umat. 

Kontak:   blacksiregar@yahoo.com




Muhammad  Iman Usman ,Jakarta
Indonesian Future Leaders (IFL)
Memfasilitasi pemuda untuk berkontribusi konkrit pada masyarakat dengan jaringan  Indonesian Future Leaders

Pengalaman Iman selama 8 tahun berkecimpung dalam kegiatan pengembangan masyarakat, telah mengantarkannya ke berbagai event yang menyuarakan hak asasi manusia untuk anak, baik skala nasional maupun internasional. Sejak tahun 2007, Iman pun mulai menginisiasi terbentuknya Indonesian Future Leaders (IFL) yang didasari semangatnya untuk mendorong volunteerism di kalangan anak muda, dan meningkatkan daya kreasi mereka untuk menciptakan inovasi baru dalam merespon berbagai macam problema dan tantangan sosial. Keunikan IFL sendiri terletak dari sumberdaya yang dimilikinya serta kemampuannya untuk berjejaring. Dengan  pemanfaatan teknologi informasi melalui website, IFL juga selalu memberikan update atas kegiatan kegiatan yang dilakukan, guna menarik massa.

Bahkan salah satu kegiatan IFL yang digagasnya yakni program Children Behind Us (CBU) sudah  berjejaring di level internasional, sehingga melahirkan Children Behind Us network yaitu format pengajaran bagi underprivileged children di ASEAN. Saat ini CBU Network yang sudah berjalan ada di Malaysia dan Indonesia. Rencananya, Kota Bandung akan menjadi target pengembangan CBU selanjutnya di tahun ini. Tidak hanya memfasilitasi pemuda, melalui School of Volunteers, IFL juga mencoba membuat pihak sekolah menjadi lebih peka terhadap pentingnya kegiatan kerelawanan di sekolah, dan masyarakat, serta terbukanya wawasan serta cara pandang mereka mengenai berbagai isu global.

Selama ini, IFL mengelola tim dan sumberdayanya secara profesional layaknya organisasi lainnya, dimana terdapat standar dan aturan tersendiri dalam berorganisasi yang memberikan batas-batas tertentu bagaimana setiap orang yang terlibat dapat mengambil tindakan di bawah bendera organisasi. Selain itu, IFL juga memiliki staf khusus yang secara sukarela bekerja untuk mengelola sumberdaya material yang ada, serta rutin menjalankan pertemuan dan kegiatan team building guna mengelola semangat tim. Ke depannya, Iman berharap IFL dapat menumbuhkan semangat kerelawanan dan kepedulian pemuda terhadap masyarakat, sekaligus menginspirasi mereka untuk lebih peduli kepada lingkungannya.
Kontak:   ini_iman@yahoo.com




 

Selasa, 03 Januari 2012

Selamat Datang Young Changemakers 2011!



1   Cendy  Claudia Agustin – Menjaga kualitas air sungai melalui Biomonitoring
      Polisi Air -  SMPN 1 Wonosalam Jombang
 

SMPN 1 Wonosalam yang menjadi tempat belajar cendy dan kawan – kawannya merupakan sekolah yang terletak di lereng gunung Anjasmoro dan di kelilingi beberapa bukit dan sungai – sungai yang jernih yang mengalir ke Kali Brantas.  Namun demikian banyak limbah domestic mulai mencemari sungai tersebut. Cendy menyadari pentingnya menjaga kualitas air sungai di daerahnya karena kualitas air di daerah hulu akan berpengaruh terhadap kualitas air di daerah hilir, selain itu banyak masyarakat menggantungkan hidupnya dari kualitas air sungai yang baik. Cendy mengembangkan kegiatan  polisi air, yaitu monitoring terhadap kualitas sungai yang ada di wilayah desa wonosalam ( Sungai Gogor ) dan membuat laporan hasil nya untuk di buat laporan. Kemudian pada awal tahun 2011, Polisi air yang di motori oleh cendy telah memiliki 20 anggota yang berasal dari pelajar SMPN 1 Wonosalam mengembangkan kegiatan Polisi air bukan hanya sebuah kelompok yang melakukan kegiatan di sekitar sekolah,.tetapi kemudian cendy dan kawan – kawan mulai melakukan kegiatan pemantauan kualiatas air nya lebih di perluas di 5 sungai seluruh kecamatan wononsalam jombang. 


Tidak puas dengan kegiatan biomonitoring, cendy dan kawan – kawannya kemudian mempunyai inisiatif untuk bagaimana informasi kesehatan sungai yang mereka miliki kemudian bisa sampai kemasyarakat tetapi dengan cara dan kemampuan sebagai seorang pelajar. Dari situ kemudian mereka berinisiatif untuk memasang bendera informasi di pinggir sungai untuk menunjukkan terhadap masyarakat yang melintasi sungai bahwa saat ini ( sesuai hasil biomonitoring )kondisi kesehatan sungai seperti apa. Untuk bendera merah yang dipasang menunjukkan kualitas air tercemar berat , bendera kuning menunjukkan tercemar ringan sedangkan bendera hijau menunjukkan bahwa sungai masih sangat bagus. Proses pergantian bendera dilakukan selama 1 bulan sekali. Sedangkan dari hasil pemantauan cendy dan kawan – kawan rata – rata sungai di daerah pemukiman wilayahnya sudah tercemar ringan. Hal ini karena disebabkan minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah dan kotoran ternak ke sungai, sehingga menyebabkan sungai menjadi tercemar.


Untuk memberikan contoh ke masyarakat dan pelajar lainnya, cendy juga mengajak kawan – kawannya yang tergabung dalam polisi air untuk rutin melakukan bersih – bersih sungai seminggu sekali. Dari kegiatan yang dilakukan cendy dan kawan – kawan sangat mendapat dukungan bukan hanya dari sekolah tetapi juga dari Camat wonosalam , BLH kabupaten dan juga kepala desa. Pihak kecamatan juga mau membantu untuk menyampaikan ke masyarakat mengenai bendera yang dipasang di pinggir sungai supaya tidak di rusak  oleh masyarakat. Pada pertengahan tahun 2011 jumlah anggota Polisi air yang berasal dari anggota bari bertambah menjadi 50 anak dan memiliki kegiatan yang lebih variatif seperti, pemantauan burung , belajar membuat daura ulang kertas dan plastic, membuat wayang kertas dan membuat mie organic.

Keyword : pemantauan kualitas air, partisipatif, sungai , anak muda


2   Imam Makhfud –Menjaga mata air hutan desa untuk kesejahteraan masyarakat
      Detektif Hutan
      Madarasah Aliyah Faser Wonosalam Jombang
 

Hutan Mbeji di daerah Wonosalam Jombang memiliki luas 8,5 Ha, didalamnya terdapat 8 mata air yang sangat menunjang keberlangsungan hidup lebih dari 200 KK di desa Mbeji. Makhfud melihat permasalahan hutan di wilayahnya sudah banyak mengalami kerusakan yang disebabkan karena maraknya pencurian rebung ( bamboo muda ) serta penebangan pohon – pohon yang tergolong langka dan berukuran sangat besar di hutan sekitar wilayahnya. Selain itu juga perburuan terhadap satwa hutan seperti burung, kera dan rusa juga masih banyak dilakukan oleh masyarakat. Faktor pengetahuan yang sangat rendah di masyarakat desa sekitar hutan terhadap pengelolaan hutan serta minimnya informasi membuat masyarakat masih saja melakukan kegiatan pengambilan hasil hutan yang berakibat dapat merusak kawasan hutan tersebut.

 
Untuk menjaga mata air yang sangat penting bagi kelangsungan hidup masyarakat, Pada awal tahun  2011 mahfud dan kawan – kawannya mulai menginventarisasi mata air di wilayah desanya dan kemudian pertengan tahun 2011 mereka memulai melakukan inventarisasi berbagai jenis tanaman yang ada di sekitar hutan mbeji. Berbekal ilmu dan hobby yang dimiliki,mahfud menjadikan hutan ini sebagai media informasi jenis – jenis tanaman endemic yang ada di hutan wonosalam, sedikitnya di temukan 33 jenis pohon yang asli, 15 jenis burung dan kera ekor panjang yang masih bisa di temukan di hutan ini.


 Kegiatan yang dilakukan mahfud dan kawan – kawannya adalah dengan memberikan nama – nama pada semua pohon yang ada di hutan mbeji berikut juga nama latinnya serta himbauan – himbauan untuk ikut menjaga hutan dan melestarikan mata air dan larangan untuk berburu satwa. Dengan tujuan apabila ada masyarakat ataupun  pelajar lain yang datang dihutan ini dapat mengetahui jenis – jenis tanaman yang ada dan juga manfaat yang ada pada tanaman tersebut serta dapat memberikan informasi mengenai hutan mbeji. Dengan tangan dinginnya, Makhfud bersama ke 7 anggota timnya mulai membibitkan belasan jenis  pohon dan  menanam kembali puluhan bibit pohon bersama pelajar lain.  Sampai saat ini setidaknya sudah ada beberapa sekolah yang pernah berkunjung ke hutan ini dan mendapatkan manfaat langsung berupa informasi terhadap fungsi hutan dan ekosistem di dalamnya serta partisipasi dengan ikut menanam jenis tanaman. 

Bekerjasama dengan Perhutani dan sekolah, hutan mbeji ini di adopsi untuk di jadikan Laboratorium Alam sebagai sarana belajar bagi para siswa.  Selain itu berkat beragam kegiatan yang dikembangkan oleh Makhfud dan kawan-kawan, kepala desa kemudia memutuskan untuk mengeluarkan peraturan desa yang mewajibkan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan hutan – mata air bagi kesejahteraan masyarakat. Kedepan Mahkhfud akan menanam tanaman produktif agar hasilnya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar seperti Aren, Duren dan beragam jenis tanaman lokal lain yang telah banyak dibibitkan. Tanaman Aren juga sangat baik dalam menjaga keberlangsungan cadangan air tanah di hutan tersebut

Keyword : mata air, masyarakat, tanaman lokal, bibit pohon, penanaman kembali



3   Desi puspitasari – Siaran Radio Hijau untuk merubah perilaku warga sekolah di bidang lingkungan hidup
      Radio Hijau “Maestro” - SMP Kedamean Gresik

Desi menjumpai kesadaran warga sekolah dan siswa di sekolahnya terhadap isu lingkungan hidup masih rendah. Hal tersebut membuat lingkungan sekolah menjadi penuh oleh sampah serta mengganggu kebersihan dan keindahan sekolah. Hal ini juga berpotensi untuk menurunkan kualitas sanitasi dan kesehatan warga sekolah. Pada awalnya Desi mengembangkan beragam kampanye edukasi lingkungan pada warga sekolah, namun hal tersebut masih belum cukup efektif untuk menggugah kesadaran lingkungan masyarakat sekolah. 

Berbekal passion di bidang komunikasi dan broadcasting, maka Desi memutuskan untuk menyuarakan perubahan lingkungan di sekolahnya melalui media radio. Dengan modal speaker dan peralatan bekas lab bahasa Inggris yang sudah tidak terpakai, Desi bersama teman dan guru pendamping mengembangkan siaran hijau radio Maestro yang dikelola oleh murid dan untuk warga sekolah. Desi telah berhasil mengembangkan siaran rutin pada dua kali waktu istirahat yang masing-masing berdurasi 20 menit dengan beragam pesan lingkungan hidup. Berbagai isi siaran radio tersebut diantaranya sari artikel lingkungan hidup, cerita-cerita inspiratif, hingga tips praktis untuk aksi lingkungan hidup seperti pemilahan sampah, cara daur ulang sampah dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, programnya juga di kombinasikan dengan secara interaktif melalui request dan pemutaran lagu oleh siswa. Berkat proses yang interaktif ini,  Desi berhasil mengajak 30 siswa lainnya untuk terlibat aktif dalam siaran radio ini secara berkelanjutan.  

Berkat aktivitas siaran rutin yang konsisten menyuarakan tips-tips dan cara menjaga lingkungan di sekolah, Desi mulai melihat perubahan perilaku dari warga sekolah dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Selain siaran radio rutin, Desi juga mulai mengembangkan kegiatan off air untuk meningkatkan kapasitas siswa dalam pemahaman lingkungan hidup.  Kedepan, Desi dan tim siap memperluas jangkaun siaran hijau nya kepada masyarakat sekitar, juga menambah jam dan siaran radio dengan tema-tema perubahan social lain di bidang kesehatan, sesuai cita-citanya yang ingin menjadi dokter. 

Keyword : passion, komunikasi, radio hijau, siaran , suara anak muda





Ima Rochmatul Aiima  - Edukasi pacaran sehat dan kesehatan reproduksi remajamencegah kehamilan di usia dini
    Say No to Pregnancy - SMAN 1 Driyorejo Gresik 
 
Permasalahan kehamilan di luar nikah serta pacara tidak sehat di kalangan remaja tidak hanya menghantui remaja di kota-kota besar. Di daerah kabupaten Gresik, khususnya kecamatan Driyorejo , Ima juga banyak menjumpai permasalahan tersebut di alami oleh teman-teman sekitarnya.  Berawal dari curhat seorang teman dan terlibat langsung dari apa yang dialami oleh sahabatnya, Ima melihat bahwa di sekitarnya ternyata angka kehamilan di usia muda cukup tinggi, ia mendalami data dengan mendatangi puskesmas dan bidan setempat untuk mencari tahu lebih jauh tentang hal tersebut. Ima dan kawan-kawannya menganalisis bahwa permasalahan tersebut muncul dari kurangnya informasi tentang bahayanya hamil di usia muda sehingga remaja di sekitarnya banyak melakukan tindakan yang kelewat batas saat berpacaran. Untuk membuktikan hipotesisnya, Ima dan kawan-kawan juga melakukan “investigasi” di daerah setempat dimana biasanya anak-anak muda berpacaran untuk mengetahui gaya berpacaran remaja di sekitarnya dan hasilnya memang sangat memprihatinkan, banyak anak muda seusianya berpotensi untuk mengalami kehamilan di usia dini. 

Berbekal passionnya di bidang media grafis dan film, Ima bersama 3 orang anggota tim lainnya banyak mengembangkan metode kampanye kesehatan reproduksi dan berpacaran sehat. Melalui kampanye “Say No to Pregnancy in Teen”. Ima menggunakan media permainan “Puzzle”, Poster dan Stiker untuk melakukan  kampanye ini dimulai kepada teman-temannya di sekolah. Melalui ekstra PMR di Sman 1 Driyorejo yang ia ikuti, Ima dkk juga memperluas kampanyenya dengan memasuki sekolah lain di wilayahnya.  Melalui kegiatan yang diadakan Sanoto Preginteen, para remaja diberikan informasi tentang peningkatan kesadaran bahaya hamil di usia muda, kampanye dilakukan dengan pemberian stiker, puzzle dan permainan edukasi,  poster serta pemutaran video tentang bahaya hamil di usia muda. Ima juga sering mendatangi bidan setempat untuk menggali informasi agar kampanyenya tepat sasaran. Ima dkk juga membuat forum sharing dengan cara membuat fanpage dan membuka  sms center untuk membantu para remaja mendapat informasi yang jelas.

Hingga saat ini, sekitar 200 remaja sudah pernah mengikuti kegiatan yang dilakukan sanoto preginteen, beberapa di antaranya intens untuk berkonsultasi mengenai permasalahan yang mereka hadapi saat pacaran melalui sms center, 10-15 pasang remaja sudah mengubah perilakunya dalam berpacaran dan banyak remaja terbuka matanya sehingga menjauhi perilaku yang kelewat batas saat pacaran. Kedepan, Ima akan mencoba mengembangkan edukasi strategis dengan bekerjasama bersama pihak sekolah untuk mengadopsi materi kampanye kedalam mata pelajaran, dan mereplikasi kegiatan ini di sekolah lain. 


Keyword : remaja, hamil usia dini, edukasi kreatif , berpacaran



5     Yayut Evandyah Agusti – Sanggar Tata Busana bagi anak putus sekolah
      Sanggar Arimbi - SMK Boyolanggu Tulungagung
 
Yayut melihat banyak anak usia sekolah seusianya di daerah tulungagung putus sekolah karena alasan ekonomi orang tua. Banyak diantaranya putus sekolah tanpa memiliki ketrampilan yang dapat digunakan untuk masa depannya. Hal tersebut sangat berpotensi untuk meningkatkan angka pengangguran dan kemiskinan di masyarakat. Selain itu Yayut juga menjumpai banyak siswa SMK di sekolahnya yang masih kesulitan dalam membiayai kebutuhan sekolah dan terancam putus sekolah. 
 
Dengan keahlian dan ilmu yang dipelajarinya di SMK jurusan tata busana Yayut dan teman-teman berbagi ilmu tata busananya dengan teman sebaya yang kurang mampu untuk bersama-sama belajar di bidang tata busana. Yayut menggunakan sumberdaya yang ada di rumah dan orangtuanya untuk membuka sanggar menjahit (sanggar Arimbi). 

Yayut memanfaatkan pesanan jahitan orangtuanya sebagai sarana belajar bersama anak-anak yang putus sekolah untuk sarana berlatih di bidang tata busana. Sampai saat ini yayut dan teman-teman  sudah mengadakan kegiatan belajar berkelanjutan di bidang tata busana dengan menjangkau 40 anak (putus sekolah dan kesulitan biaya pendidikan) untuk belajar bersama menyulam pita, membuat topi hiasan dan keterampilan tata busana lainnya. Yayut telah memberikan penghasilan tetap kepada belasan anak putus sekolah sebesar Rp 65.000 per minggu hasil dari perluasan pasar jahitan yang Yayut kembangkan ke 3 pasar local di Tulung Agung dan 1 pasar di Kalimantan. 

Kedepan Yayut berencana untuk menjangkau lebih banyak anak putus sekolah disekitarnya, mempertajam pola edukasi luar sekolah di Sanggar Arimbi serta mendedikasikan hidupnya sebagai fasilitator dan trainer keterampilan busana. Yayut telah membuktikan bahwa siswa SMK tidak hanya larut dalam kesibukan praktek dan hanya berkarya untuk institusi akademik, namun demikian Yayut menunjukkan bahwa ilmu praktis SMK – Tata Busana dapat menjadi kekuatan untuk memberdayakan pemuda putus sekolah disekitarnya.
Keyword : Tata Busana, passion, pemberdayaan , anak putus sekolah , keterampilan


Devi Aurora –  Mengajak masyarakat untuk mencegah diabetes dengan membuat kue sehat dan warung organic disekolah
      Cookies 
      SMPK Santa Maria Surabaya

Devi melihat Lebih dari delapan puluh persen makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat sekitar sekolah mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi tubuh seperti pemakaian pengawet pada makanan, zat-zat kimia seperti MSG dan lain-lain, lalu bahan pewarna pada makanan yang biasanya memakai pewarna tekstil, pemanis buatan (raja gula) yang dapat mengakibatkan sakit tenggorokan dan mungkin kanker, penggorengan yang menggunakan minyak berkali-kali sehingga berbahaya bagi tubuh, serta masih banyak hal-hal yang lainnya. Devi dan teman-temannya melihat konsumsi makanan manis yang berlebihan disertai beragam bahan kimia yang terkandung di dalamnya dapat menurunkan kualitas kesehatan bagi masyarakat. 
 
Berbekal passionnya di bidang masak memasak, Devi mengembangkan gagasan untuk mengembangkan sebuah menu yang memenuhi kriteria-kriteria makanan sehat namun sederhana. Melalui brand Cookies, Devi   bahan kue dengan menggunakan pemanis alami dari gula aren atau gula merah. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cookies ini termasuk ekonomis dan alat-alat yang digunakan pun dapat menggunakan peralatan sekolah. Devi mengajak para masyarakat sekitar untuk hidup sehat dengan kegiatan Warung Sehat. Warung Sehat adalah sebuah kegiatan yang dilakukan setiap hari sabtu oleh tim Duta Lingkungan SMP Santa Maria Surabaya, dimana pada saat itulah produk-produk Devi dijual dan ditawarkan kepada public sekolah.  Melalui gerakan 1:10, mengajak 10  anak lain  untuk gemar makan makanan sehat, serta aktif berkampanye di sekolah dan car free day. Devi dan tim telah mengajak ratusan masyarakat untuk kembali mengkonsumsi kue dan cemilan dan  membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat.

Hingga saat ini Devi bersama tim telah melahirkan berbagai resep kue sederhana dan melayani permintaan puluhan kotak kue kepada masyarakat, baik secara gratis maupun berbayar untuk membiayai kampanye makanan sehat bagi masyarakat.  Devi telah menunjukkan kepada masyarakat bahwa siswa SMP dapat berkarya nyata mewujudkan kesehatan bagi masyarakat.
Kedepan Devi akan mengembangkan produk Cookies dari segi rasa, bentuk dan kemasan untuk dapat meningkatkan pelayanan bagi masyarakat yang mengakses Cookies Devi dan tim juga akan terus mengoptimalkan kantin sekolah serta konsumen orang tua siswa untuk berjualan Cookies dengan rutin dan mengembangkan proses produksi dengan baik. Untuk dampak sosial yang lebih tajam, Devi dan tim fokus menjangkau penderita diabetes dengan berkolaborasi bersama dokter dan rumah sakit.

Keyword : kue sehat, kesehatan masyarakat, pola makan, konsumsi 


7   
    Khoirunnisa Alfadistya – Makanan Tradisional keren dan sehat – 
      SMP 1 Kedamean Gresik 

Khoirunnisa atau akrab di panggil Tata, melihat bahwa banyak makanan disekitar rumah dan sekolahnya dimasak dengan mengandung bahan kimia dengan kualitas gizi yang rendah.  Makanan-makanan tersebut banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang enak, murah dengan kemasan dan brand siap saji yang menarik minat masyarakat.  Berbekal passion di bidang kuliner, Tata bersama tim mulai mengeksplorasi kembali beragam jenis resep makanan lokal khas Gresik seperti sirup Tomat Kurma (Tokur) Es krim Talas dan Pongge bakar untuk alternatif  sehat bagi masyarakat.
 
Dengan kegigihannya, Tata dan tim mencoba mengangkat kembali beragam jenis resep makanan tradisional agar menjadi makanan sehat yang dikenal serta dikonsumsi kembali oleh masyarakat.  Tata secara rutin terus mengeksplorasi beragam jenis makanan lokal sehat yang dimasak dengan praktis, murah namun bercitarasa khas dan digemari oleh masyarakat.  Tidak hanya memasak, Tata dan tim aktif mengembangkan kampanye makanan sehat secara progresif melalui event –event yang diadakan oleh sekolah.  Tata juga mulai memperluas cakupan kegiatan di luar sekolah dengan menawarkan makanan sehat kepada warga disekitar sekolah.  

Saat ini Tata dan tim telah menemukan dan memasak kembali belasan resep makanan sehat tradisional dan mendorong sekolah untuk menanam berbagai bahan dasar makanan tradisional seperti ketela, singkong dan Jagung.   Sudah lebih dari seratus orang mencicipi makanan Tata dan terjangkau kampanye edukasi makanan sehat yang diadakan oleh Tata.  Kedepan Tata akan terus menggali dan mengangkat resep makanan tradisional , memperbaiki kualitas kemasan makanan agar menarik lebih banyak konsumen Devi juga mencoba belajar untuk pengembangan bisnis makanan sehat dari skala kecil hingga menengah, karena ide ini sangat berpotensi membuat perubahan sosial yang besar di masyarakat.  


Keyword : makanan tradisional, makanan sehat, kampanye , makanan tradisional sehat dan keren



Hning  Cita Langit – Pengawasan kualitas pendidikan di sekolah secara partisipatif melalui reward 
      Guru Ontime SMAN 1 Jakarta
Isu anti korupsi dan integritas di sekolah tidak hanya terjadi pada penyelewengan anggaran,namun juga terkait kualitas pelayanan edukasi kepada para siswa. Banyak sekolah baik swasta maupun negeri yang masih memberikan layanan edukasi tidak sesuai standar kepada para siswanya.  Hening mendapati banyak  guru yang tidak tepat waktu dalam mengajar, datang dan pergi dari kelas sesuka hati dan menyebabkan siswa tidak dapat mengakses waktu pembelajaran berkualitas bersama guru.  Hal ini dapat menyebabkan rendahnya apresiasi siswa terhadap proses belajar, sekaligus menurunkan integritas sekolah di mata masyarakat. 

Berbekal pengalaman berorganisasi yang sangat tinggi, Hening  menawarkan sebuah quick win solution dengan memberikan reward kepada guru yang paling rajin dan tepat waktu dalam mengajar. Melalui idenya ini hening telah mengajak belasan siswa lain untuk turut mengawasi kinerja guru, sekaligus memotivasi guru untuk memberikan yang terbaik bagi siswa mengapresiasi guru yang terbaik.  Ide sangat cerdas dan strategis, karena tidak bersifat konfrontasi dan menjelekkan kualitas guru yang ada, namun banyak guru yang akhirnya termotivitasi untuk dapat meningkatkan kualitas pengajaran karena sadar siswa mengawasi serta mengapresiasi guru yang terbaik. 


Hening mulai mengajak lebih banyak siswa untuk secara rutin berpartisipasi aktif dalam mengawasi pelayan edukasi di sekolah.  Hening telah membangun kerjasama dengan OSIS dan berbagai elemen siswa perwakilan kelas untuk bersama-sama memantau kualitas pelayanan edukasi yang diberikan oleh pihak sekolah. Hening juga berencana untuk melakukan roadshow dan mengajak siswa sekolah lain untuk mengadopsi kegiatan anti korupsi sederhana ini.
Keyword : kualitas pendidikan, guru, pengawasan , partisipasi



Mustari – Mobilisasi alat penjernih air sederhana bagi masyarakat
      Kampung Jernih
      MTs At Taqwa 3 Bekasi

Kawasan bekasi utara daerah kelurahan Babelan merupakan kawasan yang cukup kering, banyak warga menggunakan air sumur dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.   Mustari dan tim melihat bahwa beberapa rumah warga disekitar rumahnya masih memiliki  kualitas air yang belum baik, berwarna kuning, berbau dan asin. Hal tersebut dapat mengganggu kesehatan warga baik dalam jangka pendek maupun panjang, selain itu ternyata setelah ditelusuri kembali, tidak sedikit warga di daerah kelurahan Babelan yang mengalami hal serupa.
Berbekal dampingan guru di sekolah, Mustari menginisiasi tim beranggotakan 7 orang di sekolahnya dan mulai melakukan riset untuk mengembangkan alat pengolahan air dari bahan sederhana yg terbuat dari bahan sehari-hari seperti botol plastik air mineral,kapas,kerikil dan dakron. Melalui akses informasi internet yang dikumpulkan, Mustari mulai mengembangkan prototype pertama dan telah menguji coba alat penjernih air di sekolah.   Mustari dan tim memiliki keinginan besar untuk mensosialiasikan dan menginstall alat penjernih air sederhana yang dimilikinya langsung kepada masyarakat.  Tanpa menunggu datangnya dana dari sekolah maupun sponsor, Mustari mulai melakukan sosialiasi door to door untuk mempromosikan alat penjernihan air di daerah Babakan, Pondok Kopi dan Kedaung Kelurahan Babelan Bekasi.  Kurang lebih 20 rumah di daerah tersebut telah disurvei sebelumnya oleh Mustari dan tim, ke 20 rumah tersebut memiliki kualitas air yang kurang baik. Survei ini juga dilakukan dengan melibatkan beberapa rekomendasi dari teman-teman lain di sekolahnya.
Pada proses sosialisasi pertama, Mustari dan tim mendapati kenyataan bahwa masyarakat pada umumnya mendukung untuk pengadaan alat penjernih air tersebut, namun hampir semuanya mengalami keberatan untuk membayar harga pembuatan seharga 40-60 Ribu rupiah per unit yang terdiri dari satu ember cat besar berisi batu zeolit, pasir, arang dan dakron.  Beberapa warga juga masih enggan untuk  menggunakan karena masih belum percaya dengan hasilnya. Tidak lantas kecewa dengan hasil tersebut, Mustari dan tim lalu mulai menggalang dana dari sekolah dan teman-teman nya dan berhasil mengumpulkan uang sekitar 300 Ribu rupiah, lalu melalui uang tersebut Mustari dan tim membuat puluhan alat penjernih air sederhana dengan skala yang lebih kecil untuk dibagikan secara gratis terlebih dahulu kepada para warga tadi. Akhirnya seluruh warga tersebut mulai merasakan manfaat alat penjernih air sederhana dan sadar terhadap pentingnya pengelolaan air sederhana untuk menjaga kualitas kesehatan masyarakat.  Kedepan Mustari ingin mampu melayani kebutuahan masyarakat untuk mengakses alat penjernihannya dan terus mengembangkan alat yang lebih sederhana dan efisien bagi masyarakat. Mustari berencana membuat alat penjernih air komunal yang dapat dimanfaatkan bersama oleh beberapa rumah sekaligus.  Beberapa anggota kelompoknya telah menggagas konsep penggalanagan dana mandiri seperti arisan dan tabungan bagi warga untuk dapat membuat alat penjernih air.

Keyword :  Penjernih air, aplikasi penelitian sederhana, anak SMP, kesehatan masyarakat


Sugeng Handoko – Optimaliasi potensi wisata Gunung Api Purba bagi masyarakat 
     Desa Nglanggeran Gunung Kidul Yogyakarta.

Hingga akhir tahun 2007 Sugeng yang merupakan pemuda asli dari desa Ngalenggeran Gunung Kidul Yogyakarta melihat bahwa potensi wisata gunung api purba yang ada didaerahnya masih belum dioptimalkan. Retribusi untuk menikmati paket Wisata tersebut hanya  sebesar Rp 500, 00. Padahal Sugeng dan beberapa teman-teman di Karang Taruna melihat besarnya potensi kawasan wisata Gunung Api untuk pemberdayaan masyarakat di desa.

Pada awal tahun 2008 Sugeng mulai mencoba mengembangkan kawasan wisata gunung api purba dengan mendatangkan teman-teman mahasiswa di kampusnya untuk acara makrab. Sugeng dan 7 orang tim karang taruna mulai memodelkan optimalisasi kawasan wisata dengan menyediakan lapangan untuk berkemah, memesan makanan kepada penduduk setempat (masih ibunya sendiri) dan mulai membuat paket harga untuk mengadakan acara di kawasan wisata api purba. Usahanya ini semakin berkembang, seiring dengan banyaknya mahasiswa yang melakukan makrab dan mulai menggunakan rumah penduduk sebagai homestay.

Mulai tahun 2009, dengan jejaring dari lomba PKM dan jaringan lain di Yogyakarta Sugeng mulai mendatangkan pihak Kemenbudpar, Diseperindag dan pihak eksternal lain seperti kampus UGM, UAD untuk meningkatkan kapasitas pemuda dan masyarakat setempat dalam bidang pariwisata melalui pelatihan kepemanduan, pengelolaan manajemen wisata, pelatihan SAR dan P3K dan sebagainya. Hingga kini telah aktif 15 pemandu wisata lokal yang siap mendampingi wisatawan yang datang dalam rombongan untuk menikmati wisata minat khusus di daerah tersebut.  Sepanjang tahun 2010 hingga akhir 2011 Sugeng juga turut menginisiasi kelompok ibu-ibu PKK yang berjumlah 17 orang dan aktif memberdayakan 10 ibu-ibu untuk menyediakan catering bagi pengunjung kawasan gunung api purba Nglanggeran. Mulai mendorong 5 orang pengrajin untuk menyediakan souvenir yang dikemas dalam paket kunjungan wisata gunung api purba.

Berbekal pengalaman membuat Blog dan passionnya dibidang komunikasi, Sugeng juga mengembangkan beragam media pemasaran kawasan gunung api purba mulai dari brosur dan media online seperti Blog www.gunungapipurba.blogspot.com , www.gunungapipurba.com dan grup fb.  Sugeng dan tim berhasil mendatangkan lebih banyak wisatawan ke kawasan Ngalenggaran, tercatat rata-rata pengunjung pada tahun 2010-2011 mencapai 200-300 orang yang mengakses paket homestay  (perbulan)  pengunjung umum pun berkisar antara 1000-1500 orang dengan retribusi sebesar Rp 3000,00. Berkat kapasitas networkingnya hingga kini semakin banyak mahasiwa yang melaksanakan makrab dan mengakses paket homestay, serta turut mendatangkan belasan tim peneliti dari Yogyakarta untuk meneliti potensi hayati dan ekowisata kawasan wisata gunung api purba Nglanggeran.

Kedepan, selain mengembangkan dampak ekonomi pada masyarakat,  Sugeng mulai mengembangkan potensi nilai sosial budaya kepada para pengunjung. Sugeng dan tim mencoba mengembangkan  paket wisata Live In dengan mengundang siswa dari sekolah di kota besar seperti Tangerang, untuk mengenal kearifan budaya lokal serta mendekatkan diri kepada alam. Selain itu Sugeng mulai aktif bekerjasama dengan Karang Taruna di desa lain untuk mengajak para pemuda desa setempat mengoptimalkan potensi desanya. 


Keyword: potensi ekonomi lokal, ekowista, pemberdayaan pemuda dan masyarakat,

1     

     WAHYU OKTAVIA – Edukasi minuman sehat bagi masyrakat Gresik
     Jamu Sehat “Sidowahyu” – SMAN 1 Wringinanom
 
Wahyu mendapati banyak orang disekitarnya termasuk teman-teman, warga sekolah dan masyarakat masih banyak mengkonsumsi minuman ringan yang mengandung bahan kimia dan pengawet. Kondisi tersebut menurut wahyu dapat menurunkan kualitas kesehatan masyarakat dalam jangka panjang. Selain itu minuman tersebut sudah menjadi keseharian masyarakat dan diperlukan sebuah gerakan awarnees secara berkelanjutan untuk mengubah pola hidup masyarakat.

Berbekal keinginan kuat untuk mengajak masyarakat kembali kepada gaya hidup sehat, Wahyu mengembangkan produk jamu serbuk celup yang praktis dan mudah dikonsumsi oleh banyak orang dan terbuat dari 100% bahan alami tanpa bahan pengawet.  Wahyu memulai semua gerakan ini dari nol, dimulai dari belajar langsung kepada pembuat jamu, mengumpulkan literature, membentuk tim, menanam beberapa  jenis tumbuhan di bantaran sungai yang kosong, memproduksi jamu, hingga melakukan kampanye kepada masyarakat. Khususnya kalangan remaja di sekolah dan ibu-ibu di sekitar tempatnya tinggal. 
 
Memulai kegiatan pada awal tahun 2011, saat ini Wahyu bersama empat anggota tim nya telah berhasil mengajak 23 pelajar lain untuk turut aktif mensupport kegiatan menanam, produksi jamu, dan kampanye kepada masyarakat. Wahyu juga mengembangkan jaringan pemuda dengan aktif mendatangi dua sekolah dasar dan SMA dan membagi pengetahaun tentang tanaman herbal, pembuatan jamu dan kesehatan kepada lebih banyak anak muda.  Pada level masyarakat, tidak kurang sebanyak 40 ibu-ibu di daerah tempat tinggalnya turut terjangkau kampanye edukasi yang digagas oleh wahyu dan tim, bebereapa diantaranya turut rutin mengkonsumsi jamu hingga hari ini. Disekitar rumahnya Wahyu juga aktif mengajak adik-adik di sanggar, dan SD untuk menonton film bersama tentang manfaat Jamu dan mengadakan workshop pembuatan jamu bersama. 

Sepanjang tahun Wahyu dan tim telah menghasilkan empat kali siklus panen dari lahan yang mereka garap. Di sekolahnya sendiri, yaitu SMU Wringin Anom Wahyu telah berhasil mengkombinasikan kampanye konsumsi jamu dengan intuisi kewirausahaan dengan membangun kerjasama dengan seluruh guru untuk mengkonsumsi jamu seminggu sekali, sebanyak 17 guru dan staff sekolah lainnya rutin mengkonsumsi jamu yang dibuat oleh Wahyu dan team. 

Wahyu memiliki ide yang spesifik dan unik, serta berpotensi untuk meningkatkan kualias kesehatan masyarakat disekitarnya. Wahyu juga meyakini idenya dengan penuh percaya diri,tangkas dan gesit.  Sehingga ide ini dapat dikembangkan dengan lebih besar lagi kedepan.  Ide ini telah dikembangkan untuk menjangkau masyarakat luas mulai dari teman-teman, warga sekolah, hingga anak-anak. Wahyu juga memiliki kemampuan berjejaring yang sangat baik dengan sekolah, karang taruna dan tim yang solid.  Kedepan Wahyu akan terus memperbaiki kualitas pengemasan Jamu, meningkatkan kualitas dan proses produksi Jamu dari hulu ke hilir. Wahyu secara konsisten akan terus mengkampanyekan Jamu sebagai trend minuman sehat di masyarakat Gresik. 

Keyword : Jamu, Minuman sehat, Trend minuman sehat
Mobile : 087856262428


DODY MAULIAWAN – Layanan penyediaan darah berkelanjutan  bagi pasien bangsal anak  
     Darahrurat - OSKA , Yogyakarta 

Ide darahrurat berkembang ketika rekan Dodi melakukan pendonoran dan secara tidak langsung bertemu dengan salah seorang dokter sekaligus mentornya. Dodi melihat Permintaan akan kebutuhan donor darah di masyarakat setiap harinya semakin meningkat. Beragam resipien yang membutuhkan darah untuk keperluan keadaan darurat (kecelakaan), penyakit seperti Malaria, hingga kebutuhan operasi. Namun demikian selain kebutuhan darurat, tidak sedikit resipien yang membutuhkan donor darah secara realtime, rutin dan berkelanjutan. Berbagai penyakit seperti kanker, kanker darah, membutuhkan kepastian donor darah berkelanjutan dengan database pendonor yang memiliki jenis darah sama dan kualitas darah yang baik.  Sebagai rumah sakit rujukan di Yogya bahkan Jawa Tengah, RS Sardjito membutuhkan suplai darah setiap hari dari bangsal anak mencapai lebih dari 30 kantung. 
 
Dodi dan Darahrurat membangun data base berisikan ribuan calon pendonor untuk diberi informasi setiap kali ada kebutuhan darah. Darahrurat membuat informasi kebutuhan darah senantiasa update sehingga orang yang membuthkan dan orang yang ingin mendonorkan darah senantiasa terhubung. Dimulai pada Maret 2011, Gerakan Darahrurat ini tidak hanya membangun jaringan database melainkan juga bertindak sebagai pengantar jemput calon pendonor darah, berjaga di RS Sardjito dan terus mempropaganda isu ini melalui media sosial, jaringan komunitas dan lain-lain. Hingga saat ini, Darahrurat telah menghubungkan ribuan pendonor di jawa tengah dan menjangkau keluarga-keluarga miskin yang menjadi pasien di RS Sardjito Yogyakarta.  Saat ini Dodi dan Darahrurat telah memberikan warna terhadap donor darah dan suplai darah kepada masyarakat dengan menawarkan sistem pelayanan yang berkelanjutan bagi masyarakat. 

Dodi, yang saat ini beraktivitas sebagai mahasiswa di salah satu Universitas di Kota Yogya mengawali ide sosial nya melalui sebuah jejaring dunia maya. Ide nya adalah menghimpun sebanyak mungkin anak muda untuk sama-sama bergerak melakukan perubahan di daerah tempat ia tinggal yaitu Yogyakarta. Maka berkumpulah beberapa anak muda yang menamai dirinya OSKA (Organisasi Sosial Kamu dan Aku)OSKA sendiri di inisiasi oleh Dodi untuk mewadahi dan menginspirasi anak muda di Yogyakarta untuk segera bergerak melakukan sesuatu untuk perubahan masyarakat yang lebih baik. Saat ini, Dodi sudah menggerakkan 40 anak muda di Yogyakarta yang seluruhnya mahasiswa untuk melakukan perubahan sosial sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Diantaranya, gerakan Darahrurat, Tutor sahabat, FotoKeluarga, Silaturahmi & nonton Bareng, Edukasi bagi Anak-anak di Bantaran Kali Code.Kedepan Dodi akan terus memfokuskan kegiatan pada Darahrurat dengan menjangkau lebih banyak anak muda, meningkatkan pengawasan kualitas darah pendonor, serta menjangkau resipien spesifik di berbagai rumah sakit lain di Yogyakarta.

Keyword : Donor darah, berkelanjutan, resipien, data base, jemput donor
Mobile: 085668134292


NUR CAHYATI – Mobilisasi pemuda untuk perubahan lingkungan hidup  
      Komunitas Fronting 
      SMA 1 Kedamean Gresik
Berawal dari keprihatinan karena sekolah yang didiami dan dijadikan tempat belajar mengalami bau sampah yang menyengat sehingga membuat kondisi sekolah menjadi kumuh dan menimbulkan ketidaknyamanan suasana belajar mengajar. Kondisi ini sangat tidak kondusif bagi siswa maupun guru, terkadang sampai harus menutup hidup pada saat belajar mengajar untuk menahan bau. Lebih jauh, dampaknya  meluas pada persebaran penyakit seperti diare, ISPA, DBD, serta penyakit kulit akibat persebaran sampah yang tidak dikelola dengan baik. Tidak hanya itu, lokasi sekolah yang dikelilingi pemukiman warga dan berdekatan dengan lokasi pasar semakin membuat pengelolaan sampah di sekitar sekolah Nur dan Kawan-kawan semakin semrawut.
 
Begitu banyak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh ketidakpedulian warga sekolah dan warga masyrakat terhadap pengelolaan sampah di daerah tersebut telah mendorong Nur dkk untuk melakukan sesuatu. Nur pada awalnya hanya mengajak 6 orang teman-temannya untuk membuat suatu gerakan yang mendorong anak muda dengan segala potensi dan teknologi yang dikuasainya untuk menunjukkan kepedulian terhadap masalah sampah ini. Nur bersama gerakannya From Nothing to Something (Fronting) melakukan inisiatif perubahan dengan kegiatan pengelolaan sampah oleh warga sekolah dan mereplikasi kegitaan tersebut ke sekolah lain dengan berbasis pengembangan kapsitas dan pendampingan bagi belajar di sekolah yang bersangkutan. 

Tidak hanya itu, Nur dan gerakan Fronting melakukan strategi-strategi dalam usaha untuk mewujudkan visi perubahannya. Hingga saat ini, Nur dan Fronting mampu merangkul warga sekolah dan masyarakat sekitar melalui jejaring antar leader ekstrakurikuler dan karang taruna, mengadakan open house untuk memperkenalkan komunitas, serta pengoptimalan situs jejaring sosial untuk update kegiatan.Hingga saat ini, Nur dan Fronting sudah menjangkau 3 sekolah yaitu SMK Maarif, SMAN 1 Driyorejo dan SD Petiken 2 dnegan melibatkan 50 orang dari SMA serta 50 orang dari SMK untuk diberdayakan sebagai komunitas pengelola sampah. Selain itu, Nur dan Fronting juga menjangkau para pedagang di pasar sekitar SMAN Driyorejo untuk melakukan penetrasi kesadaran dalam mengelola sampah diantaranya menempelkan poster bahaya pembuangan sampah sembarangan, sosialisasi berbagai jenis sampah dan pengelolaannya serta menyumbang 3 tong sampah buatan sendiri untuk digunakan di pasar.  Untuk menjaga jaringan sekolah yang telah dikunjungi, Nur dan kawan-kawan rutin mengadakan pertemuan setiap 2 minggu sekali untuk mengupdate kegiatan.

Nur dan Fronting kini semakin memperluas jangkauan untuk menebarkan manfaat dan mendorong perubahan masyrakat dalam mengelola sampah dengan merangkul desa Sumput melalui pembelajaran pembuatan kompos dan kegiatan bersih desa yang melibatkan anak-anak pondok pesantren. Kedepan, Nur dan Fronting semakin memperkuat ‘kuku-kuku” perubahan dengan mengajak serta Desa Senambung Driyorejo dan melakukan pembelajaran kesadaran pengelolaan sampah pada SD. Nur dan Fronting mengharapkan apa yang dilakukan saat ini hingga setahun kedepan dapat semakin mematangkan 3 sekolah dan 3 Desa yang telah dijangkau saat ini untuk bisa mandiri dan menjadi sekolah dan desa percontohan pengelolaan sampah 5 R. Kedepan, Nur dan Fronting akan terus memobilisasi lebih banyak anak muda menjadi agen perubahan lingkungan hidup, serta mendorong lahirnya aksi-aksi nyata lingkungan hidup di tingkat sekolah dan organisasi pemuda 

Keyword : mobiliasi pemuda , edukasi lingkungan hidup,
Mobile : 031-60689313




LILY  KUSUMA – Pemberantasan buta huruf pada orang dewasa
      BATAS- Universitas Ciputra Surabaya
Lili dan kawan-kawan merasakan keprihatinan sebagai anak muda melihat kenyataan bahwa hingga saat ini masih ada masyarakat yang hidup dengan buta aksara di sebuah kota besar di Surabaya. Oleh karena itu, Lili dan kawan-kawan menginisiasi sebuah program yang bernama BATAS (Bergerak Atasi Tuna Aksara) yang bergerak dalam pemberantasan Buta Aksara di daerah Kandangan Surabaya.

Lili dan tim BATAS mengidentifikasi daerah-daerah yang masih mengalami buta aksara, salah satunya Desa Kondangan Surabaya. Lili dan tim BATAS lantas terjun langsung ke lapangan untuk melakukan identifikasi langsung kebutuhan warga desa untuk mulai belajar membaca. Diawal pertemuan, Lili dan Tim BATAS telah mempersiapkan kurikulum untuk memfasilitasi warga namun tak berhenti sampai disitu, Lili melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan BATAS. Hasilnya, warga ternyata lebih menyukai metode praktek langsung yang manfaatnya bisa diraskaan secara nyata oleh mereka.

Berdasarkan evaluasi tersebut, maka Lili dan Tim BATAS melakukan terobosan metode pembelajaran buta aksara melalui metode aplikasi langsung. Warga yang berjumlah sekitar 20 orang diajak untuk langsung praktek membaca lewat bahan bacaan yang menarik menurut mereka seperti koran atau resep masakan. Hasilnya, karena mereka langsung merasakan manfaatnya, maka mereka menjadi lebih bersemangat. Manfaat langsung yang dirasakan yaitu dapat membaca Koran, membaca tanda angkutan umum, hingga mulai dapat bertransaksi bisnis dengan sederhana.  Keunikan dari tim BATAS ini adalah mengidentifikasi kembali daerah-dearah di Surabaya yang masih terdapat buta aksara dan mengembangkan metode baca tulis sederhana, sehingga berpotensi membuat perubahan sosial dengan melibatkan relawan-relawan anak muda lain, juga mengentaskan permasalahan buat aksara. 
 
Keyword : Baca tulis, metode kreatif,
Mobile : 081-2303-3180


PASOARI WIDIASTUTI –Jejaring edukasi dan klub lingkungan hidup bagi anak SD
       SMAN 10 Malang
Permasalahan lingkungan hidup berawal dari minimnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya.  Banyak perilaku perusakan lingkungan hidup telah  menjadi budaya dan keseharian masyarakat karena kesadaran akan lingkungan hidup tidak dibangun sejak dini di masyarakat. Pasoari melihat peluang untuk membangun kesadaran lingkungan hidup sejak dini melalui institusi pendidikan terutama di level Sekolah Dasar.  Pasoari mengawali gerakannya dari sebuah kegiatan ekstrakurikuler di sekolah sebagai ruang pengembangan diri baginya dan kawan-kawan disekolahnya. Sekolah memberikan kesempatan yang luas bagi Pasoari untuk memberdayakan ekstrakurikuler ini dan Ia memilih mengikuti passion nya untuk berkontribusi bagi penyelamatan lingkungan di daerah sekitarnya, Kota Malang. Pasoari bersama dengan tim nya dalam program Clean And Care menyasar misi penyelamatan lingkungan melalui strategi edukasi berupa sosialisasi dan pendampingan bagi sekolah dasar-sekolah dasar di Kota Malang.  


Sebelumnya, kegiataan ekstrakurikuler ini bergerak pada kegiatan pengelolaan sampah intra sekolah. Setelah sekolah memahami cara pengelolaan sampah, inisiatif pembaharuan mulai dijalankan. Setelah berjalan kurang lebih 1 tahun, Pasoari dan tim Clean and Care Program yang asalnya hanya menjangkau sekolahnya, SMA 10 Malang, kini progresif menjangkau sekolah dasar di sekitar Kota Malang. Tercatat perkembangan selama program ini berlangsung diawali dengan ekspansi ke 1 SD, kemudian berkembang menjadi 4SD,  9 SD, dan kemudian semakin diperluas hingga 12 SD hingga saat ini berhasil menjangkau 23 SD. Dalam program Clean and Care, diadakan pertemuan setiap seminggu sekali antara Pasoari dan tim dengan SD-SD yang telah bergabung dalam jaringan. Mereka diberikan sosialisasi mengenai pemilahan sampah dan pengelolaannya serta pemanfaatan sampah organik menjadi kompos. Hasilnya dari 23 Sekolah teresbut mulai terbangun kesadaran akan lingkungan hidup sejak dini, juga turut  menghasilkan lebih banyak lagi educator sebaya (peer) dari SMA 10 ke pada adik-adik SD> 

Selain itu, Pasoari dan tim juga ikut memberdayakan  Ibu-ibu untuk ikut berkontribusi bagi kepedulian lingkungannya melalui program tanam tanaman organik di pekarangan rumah. Hingga saat ini satu kampung sudah turut serta program ini bersama jejaring aparat desa yang terkait. Kedepan Pasoari akan terus fokus mengembangkan jejaring edukasi lingkungan hidup di tingkat SD dan mendorong lebih dalam berkembangnya agen-agen lingkungan hidup dan peer educator siswa SMU ke pada siswa SD. 


Keyword : Edukasi lingkungan sejak dini , Edukasi kreatif, jejaring educator sebaya
Mobile:  085735712288


AVIANDI ADINUGROHO – Pemberdayaan anak panti asuhan melalui kreativitas dan lingkungan hidup  
      Eternity - Bandung
Selepas menjadi relawan pada acara Lingkungan yang mengundang anak panti untuk berkegiatan bersama secara interaktif, Vian melihat bahwa anak-anak di beberapa panti asuhan di Bandung masih minim kegiatan ekstra di luar aktivitas sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan minimnya pengembangan kreatifitas serta rasa percaya diri pada diri anak-anak. Ditambah lagi banyak pihak yang datang ke panti Asuhan yang masih bersifat karitatif memanfaatkan momen-momen tanggal tertentu untuk sekedar membagi-bagikan barang,hal ini justru memupuk rasa ketergantungan terhadap pihak lain dan menekan rasa percaya diri – kreatifitas untuk dapat berkembang menjadi anak panti sesuai kapasitasnya masing-masing. 
 
Berbekal passion di bidang musik dan kreatifitas, tanpa berpikir panjang lebar vian segera mewujudkan gagasan sosialnya untuk mendampingi dan memfasilitasi 67 dari 300 penghuni panti asuhan Pasawahan di daerah Kopo Sayati Bandung. Anak yang didampingi memiliki rentang umur dari kelas 1 SD sampai SMP kelas 9. Fokus Vian dan tim Eternity adalah mengembangkan kreatifitas anak melalui hal-hal yang disukai para anggota tim yaitu vokal, teater, gitar serta perkusi. Dengan cepat vian segera mengumpulkan rekan-rekan dari satu sekolah dan teman satu SMP nya untuk berbagi tugas mendampingi anak-anak.

Dalam 3 bulan kegiatan ini berjalan, Vian dan tim Eternity telah menerjemahkan dan menularkan passion kreatifitas mereka ke dalam dunia anak panti dengan membuat grup vokal, berlatih teater, bermain perkusi bersama bahkan mendorong anak-anak untk berkreasi membuat perkusi dari bahan-bahan bekas di sekitar mereka.  Kegiatan ini telah mengkombinasikan antara kreatifitas, sukacita dan isu lingkungan hidup bagi anak. Vian juga telah berhasil membangun kepercayaan kepada penduduk setempat dan pemilik panti untuk membangun kegiatan ini secara berkelanjutan kedepan.

Kedepan, Vian akan memulai strategi fundraising melalui event-event yang ada di Bandung seperti car free day, event-event di sekolah, dengan mengamen ataupun melibatkan adik-adik panti asuhan. Vian juga berencana untuk mendesain dan memproduksi baju-baju yang dapat menjadi bahan untuk penggalangan dana. Pentas teater menjadi acara rutin untuk mengekspresikan kreatifitas dan membangun apresiasi serta percaya diri pada adik-adik panti asuhan. Tidak ketinggalan , Vian mulai aktif berkomunikasi bersama jejaring penggiat edukasi di Bandung untuk memperluas jangkauan kegiatan kreatifitas dip anti, melibatkan lebih banyak volunteer untuk mereplikasi kegiatan bagi anak-anak dipanti asuhan lain. 

Keyword : Rasa Percaya diri, kreatifitas, Panti Asuhan
Mobile : 081802047797

RIA PUTRI PRIMADANTY – Jamban Bersih Jujur Sehat dan Kesehatan reproduksi remaja SMPN 11 Bandung 

Ria dan tim merasa greget terhadap banyaknya pembalut wanita bekas dan celana dalam yang dibuang sembarangan baik di toilet maupun pot di sekolah. Ria dan teman-teman melihat bahwa permasalahan tersebut dapat menganggu kebersihan, keindahan dan juga menimbulkan masalah kesehatan seperti menyebarkan penyakit. Selain itu tim BSJ juga melihat bahwa permasalahan menstruasi yang dialami oleh teman-teman sebaya lahir dari minimnya informasi mengenai kesehatan reproduksi, higienitas yang dapat berpotensi menjadi penyakit kanker serviks pada perempuan. Mengingat banyaknya jumlah remaja putri di sekolahnya maupun sekolah lain di Indonesia, Ria melihat bahwa isu menstruasi dan edukasi kesehatan reproduksi bukan merupakan hal remeh yang dapat diabaikan begitu saja. 
 
Bermodalkan semangat, antusiasme serta pancingan ide awal dari guru pendamping tentang Jamban bersih, maka tim Jamban Bersih Sehat Jujur (BSJ) kemudian mengajukan permohonan dana kepada sekolah untuk membuat Jamban percontohan untuk melayani ketersediaan pembalut, celana dalam bagi para siswa perempuan yang mengalami menstruasi. Keunikan dari Jamban BSJ ini adalah idenya digagas oleh siswa dan direalisasikan oleh siswa (Tim Jamban BSJ), dilengkapi dengan  serangkaian informasi lengkap mengenai hal-hal seputar menstruasi dan kesehatan reproduksi (Sehat) seperti informasi mengenai bahaya pembalut, bahaya keputihan, ciri2 menstruasi, penyakit2 di dinding rahim yang dikemas melalui media komik, poster dengan bahasa remaja. Jamban percontohan ini dibangun dengan standar higienis (Bersih) yang sederhana seperti penyediaan sandal jepit (membuka sepatu), sapu tangan, tempat sampah khusus B3, SOP mencuci pembalut dan menempatkan pembalut bekaspada tempat sampah khusus B3. Untuk menjaga kebersihan dilakukan piket kebersihan Jamban yang mulai di jalankan secara konsisten oleh tim BSJ. 

Pelayanan yang diberikan juga mengangkat nilai kejujuran dengan membangun sistem penukaran pembalut berbagai ukuran serta celana dalam dengan menukarkan sejumlah uang untuk mengganti biaya pembalut (Rp 500) dan celana dalam (Rp 5000). Bila siswa belum dapat membayar, cukup menuliskan nama dan kelas maka akan dicatat dan ditagih pada hari lain oleh tim Jamban BSJ.   Melalui sistem ini tim BSJ berusaha membangun nilai kejujuran sekaligus partisipasi bersama untuk memelihara kesehatan individu dan lingkungan sekolah.  Saat ini Jamban BSJ telah melayani seluruh siswi kelas 7 yang berjumlah kurang lebih 100 orang, dan telah dilakukan sosialisasi ke setiap kelas untuk mekanisme pelayanan jamban BSJ. Selain itu kelas 8 dan 9 juga teramati sudah mulai menggunakan layanan ini kendati masih terdapat kasus pencurian uang, tidak membayar kaerna masih belum dilakukan sosialiasi secara menyeluruh. Kedepan tim ini telah siap mereplikasi Jamban BSJ di seluruh toilet perempuan dan juga siap untuk menyebarkan gagasan mereka secara peer to peer kepada siswa di sekolah lain.

Mobile : 087822094779
Keyword:  Jamban, Kanker Serviks, Pembalut, Kesehatan reproduksi remaja


ARLIAN PURI ANGGRAENI – Zero Waste Event   
      SMP 11 Bandung
Sekolah dapat menjadi produsen sampah yang besar karena beragam aktivitas  warganya. Dimulai dari aktivitas jajan dan konsumsi kantin para siswa, sampah kertas dari kegiatan belajar mengajar, hingga sampah dari aktivitas event di sekolah. Namun demikan, Arlian melihat sampah yang dihasilkan di sekolah hanya di tumpuk begitu saja tanpa adanya pengelolan dan partisipasi warga sekolah untuk mengelola sampah bersama-sama. Hal ini berakibat pada ketidakpedulian warga sekolah, penumpukan sampah yang sukar diolah dan di recycle dan menyebabkan kualitas sanitasi lingkngan sekolah dapat menurun dari waktu ke waktu.

Berbekal passion dan kreatifitas yang besar, Arlian dan tim Zero Waste Event (ZWE) mulai mengembangkan sistem pengolahan sampah secara terpadu dari level kelas hingga TPA sekolah. Kegiatan ini telah berjalan selama satu setengah tahun dengan diawali dengan keberanian Arilan dan teman-teman untuk memaparkan konsep pengelolaan sampah kelas yang mereka kembangkan di depan seluruh guru wali kelas. Sejak momen tersebut Arlian dan tim berhasil mendapatkan kesempatan untuk membangun sistem pengolahan sampah kelas pada seluruh angkatan.  Sistem pengolahan sampah dibangun dengan sistematis dan sederhana dimulai dengan presentasi kreatif menggunakan berbagai media seperti wayang kardus, lalu tim memfasilitasi kelas untuk membuat tempat sampah terpilah , membuat lomba kebersihan antar kelas, mengorganisir perwakilan kelas, hingga secara rutin mengontrol kinerja pengolahan sampah seluruh kelas setiap seminggu dua kali.

Tidak hanya berhenti membuat pengolahan sampah di kelas menjadi lebih tersistemasi dan partisipatif, tim ZWE kemudian mengembangkan sistem pengolahan sampah berbasis event. Inti dari pengolahan sampah ini menekankan pada kampanye, serta menyediakan sistem pemilahan sampah pada saat acara di sekolah. Tercatat setiap kunjungan tamu dari luar, dan 5 event sekolah telah berhasil dikawal oleh tim ZWE dengan menyediakan informasi pemilahan sampah, fakta tentang sampah dan tempat sampah terpilah untuk dapat diakses oleh para peserta event / kunjungan.  Berbekal materi interaktif komik, poster, dream board, wayang kardus tim ZWE juga telah bekerjasama dengan tim lain di SMP 11 untuk mulai mengajak sesame pelajar di sekolah lain menerapkan ZWE.   

Keyword :Pengelolaan sampah , partisipasi siswa, sistem pengelolaan terpadu, zero waste
Mobile : 083822220724





SUNIATY  - Pendidikan Budi Pekerti , integritas, nasionalisme dan lingkungan hidup pada anak
      Rumah Edukasi  -Bandung 
Keprihatinan yang mendalam bagi Suniaty terhadap kondisi moral anak-anak di Indonesia mendorongnya melakukan sebuah pengamatan yang lebih tajam mengenai kondisi moral anak-anak disekitar tempat kos yang ia tinggali. Hasilnya, klasfikasi rentang umur anak 7-12 tahun menunjukkan mereka lebih cenderung enggan bergaul dengan anaklain yang beda genk, lebih suka malas-malasan sedangkan anak usia 13-15 tahun menunjukkan perilaku suka mencontek, gemar berbohong dan mulai mengarah pada pergaulan bebas. Suniaty melihat pendidikan menajdi perans entral untuk mengubah perilaku anak-anak menjadi lebih baik. Namun, di sisi lain pendidikan yang diharapkan dapat terpenuhi oleh sekolah nyatanya belum mampu menjangkau hingga pada perubahan perilaku. Hal ini membuat Suniaty berinisiatif menggagas sebuah gerakan pendidikan alternatif bagi anak-anak yang bisa dijangkau oleh semua kalangan. 
 
Sasaran utama dari gerakan pendidikan alternatif yang diberi nama Rumah Edukasi adalah menjadi pusat pendidikan moral dan budi pekerti bagi anak yang berlokasi di Daerah sederhana Bandung. Diawal gerakan ini dimulai, Suniaty dan kawan memakai strategi layaknya lembaga bimbingan belajar menawarkan layanan akademis. Hal ini menjadi strategi pendekatan bagi para ibu-ibu agar menghindari adanya penilaian bahwa mereka tidak mampu mendidik moral dna budi pekerti anak sehingga rumah edukasi mengajak mereka bergabung. Namun, disela-sela mata pelajaran yang diajarkan Rumah Edukasi memiliki sebuah konsep pembelajaran moral dan budi pekerti yang berusaha diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan sehari-hari di Rumah Edukasi. Rumah Edukasi menggunakan 4 pilar dalam menjalankan kegiatannya: budi pekerti, budaya, nasionalisme dan lingkungan. Pembelajaran Budi pekerti diterjemahkan dalam kegiatan belajar bahasa inggris khususnya cerita, Suniaty dan rumah edukasi melakukan penanaman nilai-nilai budaya melalui kegiatan Sanggar kreativitas seperti gambar, pentas seni dan teater. Hingga saat ini, Rumah Edukasi baru memulai kegiatan pemilahan dan pengolahan sampah untuk menanamkan nilai-nilai kecintaan lingkungan, namun kedepan Rumah Edukasi siap kolaborasi bersama Bandung Berkebun untuk memulai kegiatan pemanfaatn lahan oleh anak-anak.

Hingga saat ini sudah sekitar 120 lebih anak yang tergabung dalam Rumah Edukasi, dengan perkiraan 70 anak yang aktif berasal dari RW 10, 11, 12, Kel. Pasteur, Kec. Sukajadi Bandung. Selain itu, Rumah Edukasi pun berhasil berkolaborasi dengan salah satu dosen tari UPI untuk rutin mengajar setiap minggu sehingga anak-anak terfasilitasi minat dan bakat dalam sanggar kreativitas. Sanggar kreativitas ini berhasil menyelanggarakan dua kali pentas seni yang cukup besar melibatkan anak-anak, masyrakat dan donatur. Rumah Edukasi berhasil mengawali kemandirian finansial melalui mekanisme funding yang melibatkan teman, kolega kampus dan keluarga sehingga ada 10 donatur tetap yang berkontribusi setiap bulannya. Hasil testimony orang tua yangs empat disurvey oleh tim rumah Edukasi menunjukkan adanya perubahan tingkah laku anak-anak setelah aktif di Rumah edukasi.  Kedepan Suniaty akan mengembangkan regenerasi tim rumah Edukasi dan mulai mencoba mereplikasi kegiatan unik di rumah edukasi bagi masyarakat di daerah lain. 

Keyword : edukasi budi pekerti, nasionalisme, edukasi kreatif
Mobile :


SESARIO – Community Facilitator bagi pengelolaan sampah di tingkat rumah Tangga 
      Kampung Hijau 
      UNS Solo, Jawa Tengah

Rumah tangga merupakan salah satu penghasil sampah organic terbesar di masyarakat. melalui aktivias memasak, sampah halaman rumah dan sumber lainnya, banyak sekali sampah organic yang disumbangkan oleh masyarakat dari tingkat rumah tangga. Bila tidak ditangani dan dilakukan pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga, maka akan berpotensi untuk menurunkan kualitas lingkungan hidup dan sanitasi kesehatan lingkungan masyarakat.  Pada awal tahun 2010 Sesario aktif mengembangkan Green Movement Community bersama rekan-rekannya di Kampus UNS. Setelah mengembangkan serangkaian kegiatan yang bersifat kampanye kepada masyarakat, pada pertengahan tahun 2010, Rio sebagai ketua GMC dan beberapa anggota GMC memutuskan untuk mencoba focus mendampingi masyarakat di bidang pengelolaan sampah melalui program Kampung Hijau di Kampung Sambirejo Kelurahan Kadipuro.  Rio mulai masuk mendampingi satu RW yang terdiri dari 7 RT untuk menjangkau 50 ibu-ibu PKK dan mensosialisasikan teknik-teknik pengolahan sampah skala rumah tangga secara terpusat.

Sepanjang tahun 2010 Rio dan tim GMC aktif mendatangi rumah-rumah di setiap RT untuk mensosialisasikan pengolahan sampah takakura dan berdiskusi dengan para penghuni rumah. Strategi selanjutnya adalah melakukan pendekatan melalui pertemuan rutin bapak-bapak dan ibu-ibu untuk mensosialisasikan materi pengolahan sampah. Hingga saat ini ibu-ibu dan bapak-bapak di daerah tersebut aktif mengelola sampah secara mandiri dan berkelanjutan dan mereduksi hasil sampah rumah tangga. Selagi mendalami pendampingan pengelolaan sampah pada skala rumah tangga, Rio dan tim juga mulai mengembangkan riset mengenai bank sampah untuk menunjang pengelolaan sampah di RW 09.  Sambil kegiatannya masih berjalan, Rio juga memfasilitasi tim lain lewat bendera Java Green untuk mengembangkan kegiatan serupa di daerah RW 3 kelurahan Setabelan.  


Keyword : Pendampingan , ibu-ibu, pengelolaan sampah
Mobile : 085691352689





DIMAS PRASETYO MUHARAM – Media Aktualisasi disabilitas tuna netra -   
Kartunet.com 

Dimas melihat bahwa kaum disabilitas di Indonesia masih mendapatkan perilaku diskriminatif dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari permasalahan akses fasilitas umum, akses kepada institusi pendidikan hingga hak untuk bekerja bersama non disabilitas. Kondisi ini menurut Dimas turut diperparah dengan mindset kaum disabilitas yang cenderung menerima nasib, terkungkung dalam pola pikir tidak berdaya.

Untuk membuktikan bahwa kaum disabilitas mampu berkarya dan menginspirasi masyarakat lain, sejak tahun 2006 Dimas beserta rekan-rekan telah mendirikan Kartunet.com, yaitu website yang dibuat, dikembangkan dan dikelola oleh para tuna netra. Motivasi awal dari pembuatan ini sederhana, ingin menunjukkan bahwa Tuna Netra juga dapat berkarya seperti non Tuna Netra / non Disabilitas.  Namun hingga akhir tahun 2010 Kartunet belum banyak menjangkau dan menginspirasi Tuna Netra lain untuk turut berkarya dan membuat perubahan bagi kaum disabilitas. Pada awal tahun 2011, melalui kepemimpinan Dimas, Kartunet mulai mencoba memperluas jangkauan beneficiaries dan fokus mengembangkan proses inklusi melalui kontribusi dan karya tulisan dari kaum disabilitas. 

Saat ini aktif bergabung 17 anggota Tim di kartunet. Selain aktif berkarya lewat divisi Kreatif, Humas, dan peningkatan kapasitas,  seluruh anggota tim tersebut mendapat pelayanan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan skill organisais, jurnalistik hingga peningkatan motivasi, penanaman sikap inisiatif, inklusif dan kapasitas karakter lain  lewat pelatihan-pelatihan lepas yang digelar oleh Kartunet.  Divisi kreasi dan inovasi menjadi ujung tombak bagi kartunet untuk mewujudkan karya-karya para penyandang disabilita melalui bidang penulisan, seni dan olah raga. Kegiatan yang aktif dilakukan adalah di bidang penulisan, mulai dari mengembangkan kelas kepenulisan online hingga mendorong dan memfasilitasi para contributor untuk menulis tentang dunia disabiltias, termasuk Dimas dan tim.  

Hingga saat ini, sudah 385 users yang teregistrasi dalam kartunet.com dan terlibat dalam forum serta update informasi Kartunet.com. Kontributor yang aktif berkarya membuat tulisan di Kartunet.com mencapai 20 orang. Tulisan yang telah dihasilkan oleh para contributor mencapai 776 artikel yang diposting secara bebas di forum, 100 tulisan diantaranya mengangkat isu-isu disabilitas sementara tulisan lainnya berisi artikel umum dan karya sastra yang juga terkait isu disabilitas seperti info teknologi accessible, curahan hati kehidupan penyandang disabilitas dan lain sebagainya.  Selain melalui portal web-internet, Kartunet juga menjaring partisipan dan beneficiaries melalui member grup facebook yang mencapai 300 orang, dengan 40% diantaranya aktif melakukan posting dan membangun komunikasi lewat facebook.  Melalui Kartunet.com Dimas telah menunjukkan bahwa kaum disabilitas bisa berkarya, tidak hanya itu Dimas juga telah memfasilitasi puluhan contributor dan menjangkau ribuan beneficiaries untuk menyampaiakn inspirasi dan suaran kaum disabilitas kepada public. Kedepan Dimas akan mengembangkan Kartunet dengan jejaring di berbagai daerah yang sudah mulai teridentifikasi melalui portal Kartunet, serta mengembangkan pemberdayaan disabilitas tidak hanya di Tuna Netra.

Keyword : Disabilitas, karya, Tuna Netra, Menulis , website
Mobile : 081519950517



 RIDWANSYAH YUSUF AHMAD – Media informasi & motivasi penderita kanker anak 
     Cancer Buster Community Bandung- Jakarta 

Di Jakarta dan sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 pasien kanker anak per tahun. Sedangkan di seluruh Indonesia, dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa diperkirakan terdapat kurang lebih 11.000 kasus baru per tahun. Sebagai seorang Survivor kanker, Yusuf melihat bahwa sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu, dengan kondisi ekonomi yang kurang, kebanyakan dari pasien ini tidak tertolong.   Selain itu Yusuf dan rekan-rekan di CBC melihat bahwa pengobatan Kemoterapi saja tidak cukup. Ada ruang kosong dalam pengobatan kanker anak yang masih kosong, yakni ruang “keyakinan” dan “motivasi”. Masih banyak pasien kanker pada anak beserta orang tuanya yang tidak mau di kemoterapi karena mereka tidak yakin bisa sembuh total, paradigma ini terjadi karena mereka tidak punya contoh sukses dari pasien kanker yang telah sembuh total. Hal tersebut membuat banyak anak penderita kanker dan keluarganya memutuskan untuk berhenti berobat dan berujung kepada akibat yang fatal, yaitu kematian.

Pada tahun 2006, Yusuf dan sesama Survivor yang bernaung di bawah Yayasan Onkologi Anak melihat bahwa terdapat peluang dan potensi besar bagi para survivor muda untuk berkontribusi menjangkau anak-anak dan pemuda penderita kanker dengan memberi motivasi dan menyediakan informasi yang cukup untuk meyakinkan dan memudahkan proses pengobatan kanker. Diinisiasi oleh 6-7 orang survivor muda, berdirilah komunitas Cancer Buster Community (CBC).  Setiap anggota CBC memiliki perannya sebagai pemberi informasi yang seimbang tentang kanker pada anak, pola pengobatan yang direkomendasikan, dan menjadi pendamping motivasi

Yusuf dan CBC bermimpi suatu saat jumlah anak yang sembuh dari kanker dapat meningkat , CBC juga memimpikan agar semua pasien kanker anak di Indonesia dapat di obati secara dini, tepat dan konsisten hingga pulih seperti semula.  Kehadiran CBC sebagai sebuah survivor group mencoba mengisi kekosongan ruang dalam sistem pengobatan pasien kanker, ruang tersebut adalah ruang motivasi dan keyakinan diri pasien dan keluarga.  Aktivitas yang dilakukan CBC untuk  mencoba mengisi ruangan ini dengan berbagai bentuk inovasi sosial antara lain: Hadir sebagai contoh sukses pasien kanker yang telah sembuh total, memberikan informasi yang komprehensif tentang dini gejala kanker serta pengobatan kanker yang baik kepada orang tua , Mendorong akses dan advokasi terhadap keluarga ekonomi lemah untuk mendapatkan Jaminan Kesehatan untuk pengobatan pasien kanker , Mendampingi pasien dan keluarga agar mereka terus berupaya melakukan yang terbaik untuk penyembuhan pasien kanker, memberikan motivasi dan dukungan moral serta fasilitasi untuk mengakses dukungan finansial (advokasi jamkesmas/jamkeskin) di rumah sakit umum,  pengembangan komunitas survivor sebagai peer support bagi para anak dan pemuda yang masih berjuang melawan kanker,  CBC juga memberikan dukungan moral dan motivasi lewat berbagai kegiatan kreatif dan menyenangkan seperti kemping, nonton film, games, dan lain-lain.

Kegiatan rutin yang di jalankan adalah kunjungan rumah sakit setiap 1-2 pekan. Dalam kunjungan ini CBC biasanya berdiskusi dengan orang tua dan bermain bersama pasien. Selain itu, Survivor Roadshow, Patient-Survivor Meeting dan pengembangan Website www. cancerbustercommunity.org. Dengan kegiatan ini telah dijangkau ratusan pasien penderita kanker (baik secara langsung maupun tidak langsung) oleh jaringan CBC yang mulai berkembang beberapa kota seperti Jakarta (RS Dharmais, RSCM), Bandung (RS Hasan Sadikin) , Yogyakarta (RS Sardjito) , Semarang (RS Kariadi), Medan (RS Pirngadi), Padang (RS M Jamil) dan Surabaya (RS Soetomo dan RS Onkologi).

Hingga kini telah bergabung puluhan relawan survivor di kota-kota besar,  menurut CBC baik secara langsung maupun tidak langsung, masyarakat dapat memiliki tempat bertanya bila anak mereka mengalamai gejala dini kanker serta  dapat disarankan ke dokter terdekat untuk pemeriksaan dini. Pasien dan orang tua juga lebih memiliki motivasi untuk menjalani pengobatan medis secara teratur. Melalui Advokasi pendanaan kanker, terbuka akses pendanaan bagi kelompok keluarga kurang mampu.  Serta para pasien dan orang tua telah memiliki contoh sukses dari pengobatan kanker sehingga mereka semakin yakin bahwa dengan pengobatan yang sesuai, kanker dapat disembuhkan. Kedepan CBC akan me reborn kembali komunitas CBC menjadi komunitas yang lebih banyak memfasilitasi partisipan pemuda untuk dapat bergerak bersama mengadvokasi dan mendampingi para penderita kanker anak dan keluarganya.


Keyword : Kanker anak, motivasi, akses informasi kesehatan, survivor
Mobile : 021-7659758 / 0812 8420120