Senin, 27 Februari 2012

Sekolah Pembaharu Muda

Sepanjang tahun 2011, kru Young Changemakers Ashoka berkesempatan untuk berkolaborasi bersama 50 guru dari kurang lebih 60 sekolah se pulau Jawa dalam program Sekolah Pembaharu Muda.  Jejaring  guru  yang dibangun meliputi wilayah  Bandung, Bekasi (Ikatan Guru Indonesia), Yogyakarta (Sekolah dari jaringan Muhammadiyah) dan Jawa Timur (Surabaya, Gresik, Malang, Tulungagung, Jombang).

Apa sih Sekolah Pembaharu Muda (SPM) itu? Sederhananya SPM adalah inovasi proses pendidikan yang dikembangkan oleh guru dan sekolah, agar siswa mampu mengenal dan merasakan berbagai isu sosial di sekitarnya, lalu difasilitasi untuk mengembangkan gagasan sosial bagi masyarakat. 

Mengapa ada program SPM? Karena kami percaya Sekolah merupakan sistem strategis dalam memfasilitasi siswa untuk berkontribusi bagi masyarakat di sekitarnya, dimana terdapat guru dan sistem yang menjadi potensi untuk mendorong lebih banyak Pembaharu Muda di masyarakat.

Bagaimana program SPM berkembang? Kami mengidentifikasi dan mengundang rekan-rekan guru yang berminat untuk bergabung dalam gerakan SPM, lalu memberikan support peningkatan kapasitas melalui workshop, mendampingi para guru untuk mengimplementasikan inovasi proses belajar bersama siswa, mempertemukan tim siswa yang mengembangkan gagasan sosial dengan peer mentor, serta memberikan dukungan dan apresiasi kepada siswa yang berhasil menunjukkan dampak sosial positif bagi masyarakat. 

Karena kami membangun gerakan dan  sistem, kami melibatkan guru-guru yang berhasil melahirkan changemakers di sekolahnya, untuk menjangkau dan mendampingi sekolah lain, mengajak guru lain untuk mengembangkan proses inovasi pendidikan bagi siswa. 

Dari pilot project tahun 2011,  lebih dari 60 aplikasi Young Changemakers yang masuk lahir dari jejaring sekolah pembaharu, menunjukkan rata-rata 1 sekolah berhasil mendorong 1 siswa untuk membentuk satu tim dan mengembangkan gagasan sosial bagi masyarakat.  sebanyak 15 dari 22 Young Changemakers terpilih adalah siswa yang masih duduk di bangku SMU, 13 diantaranya terfasilitasi oleh guru pembaharu di jaringan SPM. 

Dari hasil tersebut kami optimis bahwa kedepan SPM akan terus berkembang, mendorong lebih banyak guru melahirkan beragam inovasi proses edukasi, melahirkan lebih banyak Young Changemakers, dan yang paling penting adalah menyambungkan sekolah dengan masyarakat sekitarnya. 

Apakah anda seorang guru yang ingin mengembangkan proses inovasi pembelajaran bagi siswa dan masyarakat? Apakah disekitar anda terdapat guru dan sekolah yang memiliki komitmen untuk mendorong siswanya aktif berkembang di masyarakat? Rekomendasikan guru dan sekolah tersebut ke email ycm@ashoka.or.id, ketik nama guru, kontak, email, profil singkat sekolah.


Informasi lebih jauh tentang Sekolah Pembaharu Muda dapat didownload disini.  

Beberapa kegiatan SPM:


SPM mendorong siswa untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat

SPM memfasilitasi guru untuk mengembangkan inovasi pembelajaran bagi siswa
SPM mengembangkan jejaring guru inovatif dan pencerah proses edukasi

Ria dan tim Jamban BSJ SMPN 11 Bandung, hasil binaan guru SPM SMPN 11 Bandung , Ibu Nia Kurniati 

Senin, 20 Februari 2012

Meet the Fellows: Learn, share and hugs!






Pada hari senin-selasa 13-14Februari 2012, kru Young Changemakers berkesempatan untuk belajar bersama 8 Young Changemakers Ashoka, yaitu  Dodi (YCM 2011,OSKA Darahrurat), Dimas (YCM 2011, Kartunet.com , Arlian (YCM 2011 , ZWE School) , Amilia Agustin (YCM 2009, ZW School), Ria (YCM 2011, Jamban BSJ), Dharma (YCM 2010, Small Farming Food Security) dan Retha (YCM 2010, Club Speak). 

Sebagai sebuah keluarga, kami berkesempatan untuk belajar bersama para senior kami , yaitu Fellow Ashoka Indonesia Ginan Koesmayadi (RumahCemara) dan Reggi Kayong Munggaran.  Dari keduanya kami belajar banyak hal dalam mengembangkan social venture. Ginan banyak berbagi mengenai penguatan internal diri, percaya diri dalam mengembangkan kegiatan sosial. Kemenangan terbesar menurut Ginan adalah bagaimana bila seseorang mampu menerima kekalahan dan melakukan refleksi kedepan untuk hal yang lebih baik. 


Tidak hanya berbicara mengenai "The Person", namun Ginan juga menyatakan hal penting yaitu lakukan mulai dari hal kecil, 1 thing 1 day, lakukan apa yang kamu cintai (passion). Dengan passionnya bermain bola, Ginan berhasil mengembangkan gerakan dan program inklusi ODHA melalui bermain bola. Tentunya kita semua tahu bahwa Rumah Cemara tahun kemarin berangkat mewakili Indonesia dalam turnamen sepak bola Homeless People di Paris.  Dengan passionnya, Ginan terpilih menjadi pemain terbaik dalam turnamen tersebut dan juga rumah cemara menduduki peringkat ke 6 dari seluruh tim yang tampil. 

Masuk ke sesi Fellow Reggi, kami banyak belajar tentang perencanaan aksi. Bagaimana strategi memobiliasasi masyarakat untuk mewujudkan perubahan sosial. Pengalaman 12 tahun Regi mendampingi beragam kelompok masyarakat (petani, buruh, masyarakat urban, dll) dibagi dalam sesi ringkas, padat dan sangat inspiratif. Regi telah mensistemasi pengalamannya selama 12 tahun dan menerjemahkan kedalam modul rencana aksi yang sangat bermanfaat bagi para Young Changemakers tersebut. 



Untuk menutup sesi  belajar tersebut seluruh kru Rumah Cemara dan para YCM bersama-sama mengucap "serenity prayer", sebuah doa universal untuk mohon diberi kekuatan, kemampuan untuk menerima dan merefleksikan kapasitas kita sebagai manusia.


Acara dilanjutkan pada malam hari dengan sesi Appreciative Inquiry. Ini merupakan komitmen dari Retha dan Agni dalam berbagi pengalaman sebagai faslitator anak muda selama ini. Mereka berdua bermimpi untuk melihat lebih banyak lagi fasilitator yang memfasilitasi anak muda untuk membuat perubahan sosial bagi masyarakat melalui #kfm , klub fasilitator muda. 

Bertempat di jalan Cihampelas Bandung (kosan Agni), para rombongan memulai sesi Appreciative Inquiry dengan sesi pemutaran film ABCD, discover (eksplorasi kekuatan diri) dan membangun pola komunikasi yang segar, apresiatif satu sama lain.  Pada sesi ini masing-masing partisipan diminta untuk menceritakan 3 hal paling membanggakan selama perjalanan hidupnya melalui media komik (Visual), dan partisipan lain diminta untuk menyimak (mengapresiasi), serta mengidentifikasi hal-hal positif apa yang ada dalam partisipan yang sedang bercerita. 


Sesi dilanjutkan dengan membahas Asset Based Thinking (ABT) dengan 3 pilar : change the way you see your self, change the way you see others, change the way you see situatuion. Juga mengeksplorasi pentingnya mengubah mindset dengan cara kita bertanya kepada orang lain. ABT menekankan kepada eksplorasi dan penghargaan terhadap kekuatan diri yang terus terakumulasi dari waktu ke waktu. ABT juga menekankan pada mindset untuk selalu berpikir positif dalam menghadapi segala tantangan yang ada. 

Pada keesokan harinya setelah bersantap pagi bersama di Bubur Haji Mang Oyo, rombongan bersiap menuju Greeneration Indonesia, tempat belajar bersama YCM Sano (2007) dan rekan-rekan Greeneration Indonesia lainnya seperti dodi dan kak Tian. 







Setibanya di kantor Greeneration Indonesia jalan Kanayakan Bandung, rombongan disambut oleh Dodi, salah satu Founder Greeneration.  Dodi menjelaskan tentang value dan konsep dari Greeneration Indonesia yaitu green attitude green environment dengan konsep seru REACTS : Research- Education, Action-Campaign dan Tools System. Disini rombongan benar-benar belajar bagaimana membangun value yang kokoh dan terintegrasi saat membuat social venture bagi masyarakat.




Sharing kemudian dilanjutkan oleh Sano, YCM 2007 yang sedari lulus kuliah konsisten mengembangkan social enterprise berbasis sustainable development. Disini rombongan belajar banyak hal,mulai dari value individu (membangun visi perubahan) yaitu WISDOM. Kami juga belajar Tips tentang Human Resources dan Team Building (bagaimana membangun venture dengan solid). Tidak cukup belajar hal tersebut, Sano seakan menumpahakan seluruh pengalamannya membangun Greeneration Indonesia dengan berbagi mengenai  strategi keberlanjutan suatu venture sosial. 

Sesi diskusi berlangsung sangat interaktif dan aplikatif, karena masing-masing partisipan mengangkat kasus venturenya (kegiatan sosial) masing-masing. Lewat share satu sama lain, lahirlah ide-ide sustainability social venture konkrit dari masing-masing partisipan. Sesi ditutup dengan pemaparan singkat mengenai business model canvas dan aplikasinya pada social venture.






Akhirnya selesai sudah rangkaian acara meet the fellows, sebuah acara belajar dan berbagi antara keluarga besar Ashoka (YCM, Fellow). Keseluruhan proses berlangsung dengan hangat, santai, namun penuh makna dan menghasilkan jejaring yang semakin kuat diantara para YCM , Fellow dan keluarga besar Ashoka.  Nantikan acara-acara seru seperti ini di lain waktu dan tempat. Seperti kata kak Sano, bila belum tahu siap-siaplah menjadi murid dan mendengar, bila sudah lebih dahulu tahu siap-siaplah menjadi guru dan berbagi.





Salam -  
kontributor : @agni2x
 
 

Kamis, 09 Februari 2012

Selamat Datang Young Changemakers Ashoka 2011!


Ashoka Indonesia mengumumkan 22 anak muda yang bergabung dalam Ashoka Young Changemakers 2011 atas gagasan perubahan yang diinisiasi di Indonesia di bidang kesehatan, anti korupsi, lingkungan, hak asasi manusia, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Young Change Makers menginspirasi kita bahwa “setiap orang adalah pembawa perubahan” .

Lebih dari 231 kandidat berproses pada Ashoka Young Changemakers sepanjang tahun 2011 yang berasal dari berbagai jalur penominasian di antaranya : aplikasi terbuka, program sekolah pembaharu muda (SPM) di 60 sekolah se Jawa,kolaborasi bersama Transparency International-Club SPEAK,  dan searching selection.  Pada awal tahun 2012 Young Changemakers telah berproses bersama 40 kandidat dan 20 Panelis yang terdiri dari para wirausahawan sosial, praktisi korporasi (Boehringer Ingelheim), perwakilan Transparency International, dan akademisi untuk memastikan 22 anak muda terpilih dan bergabung dalam komunitas Young Changemakers.  

Hasilnya sangat membanggakan dan membuat bangsa Indonesia optimis  dengan generasi mudanya, 15 anak muda pembawa perubahan ini berusia remaja (12-18 tahun) atau duduk di bangku SMP & SMA. Apa yang mereka gagas sudah berdampak pada ratusan remaja lain, puluhan sekolah bahkan guru dan orang dewasa. Sisanya, 7 anak muda lain adalah pencetus gagasan sosial berkategori middle up yang sudah berjalan 2-3 tahun dengan dampak yang lebih luas dan sistem yang lebih kuat. 

Para Ashoka Young Changemakers ini telah pula memenuhi 3 kriteria seleksi Ashoka yang meliputi:
  1. The ideaInisiatif di prakasai dan dipimpin oleh kaum muda dan dirancang untuk berkelanjutan secara kelembagaan dan finansial dengan penetapan tujuan jangka pandak dan jangka panjang yang jelas. Apakah inisiatif cukup inovatif? Apakah cukup realistis untuk dilakukan? Dan apakah dapat menginspirasi sesama kaum muda untuk membuat perubahan? 
  1. The Social ImpactGagasan pembaharu muda diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi komunitas dan secara nasional berpotensi menunjukkan bahwa kaum muda menjadi sumberdaya masyarakat. Apakah gagasan dapat menjawab permasalahan yang dialami masyarakat? Apakah gagasan berpotensi memberikan perubahan yang nyata bagi masyarakat? Apakah inisiatif cukup sederhana untuk direplikasi?
  1. The Person
Applied empathyapakah motivasi yang dimiliki betul-betul untuk membantu sesama? Apakah kandidat merupakan orang yang bisa dipercaya?
Leadership Apakah Kandidat mengembangkan kegaitan yang relastis? Bagaimana kandidat mampu memimpin dan gigih menjalankan programnya?
Teamwork Bagaimana kandidat mampu bekerjasama dengan orang lain, apakah kandidat mampu berkomunikasi efektif dengan anggota kelompoknya?


Penerima penobatan Ashoka Young Changemakers 2011 adalah sebagai berikut:




Gagasan Sosial Kaum Muda bidang Kesehatan & Kesehatan Lingkungan

Wahyu Oktavia (16), Gresik – Mengajak masyarakat untuk kembali meminum minuman sehat lewat produksi jamu dan aktivitas edukasi kepada ibu-ibu dan anak
Ria Putri Primadanty (13), Bandung – Membuat Jamban Bersih, Sehat, Jujur (Jamban BSJ) untuk mencegah kanker serviks pada remaja putri
Arlian Puri Anggraeni (13), Bandung – Mengembangkan Zero Waste Event di Sekolah berbasis partisipasi masyarakat
Devi Aurora (13), Surabaya – Mengajak masyarakat untuk mencegah diabetes dengan membuat Cookies sehat dan warung organic disekolah
Khairunnisa (14), Surabaya – Mempopulerkan kembali makanan tradisional khas gresik menjadi makanan sehat, murah dan praktis bagi masyarakat
Mustari Hamdi (16), Bekasi – Mobilisasi alat penjernih air sederhana bagi masyarakat Bekasi Utara
Cendy Agustin (13), Jombang – Pemantauan dan penginformasian kualitas air sungai Hulu untuk mengajak masyarakat menjaga sungai bersama
Ima Rohmatul A (16), Gresik – Membuat gerakan pacaran sehat dengan edukasi kreatif untuk mencegah kehamilan di usia dini pada teman sebaya
Dody Iswandi Mauliawan (19), Yogyakarta – Mengembangkan sistem donor darah berkelanjutan melalui database-antar-jemput pendonor kepada pasien di bangsal kanker anak
Ridwansyah Yusuf Ahmad (24), Jakarta – Memotivasi keluarga dan anak penderita kanker serta menyediakan informasi kesehatan untuk pengobatan berkelanjutan
Mahfud (17), Jombang – Menjaga mata air di hutan desa Mbeji – Wonosalam melalui penanaman kembali bibit pohon lokal dan aktivitas detektif hutan
Nur Cahyati (17), Surabaya – Memobilisasi agen perubahan lingkungan hidup dari SD, SMP dan SMU di kecamatan Gresik
Pasoari Widiastuti(17), MalangMelakukan edukasi lingkungan hidup secara berkelanjutan di 23 SD untuk membentuk klub lingkungan hidup di SD kota Malang
Sesario Bayu M (22), SoloMewujudkan kampung hijau melalui aktivitas pendampingan pengolahan sampah pada masyarakat
Desi Pusitasari (14), Surabaya – Mendorong perubahan perilaku hidup hijau dan sehat melalui siaran radio hijau di sekolah

Gagasan Sosial Kaum Muda bidang Pendidikan dan pemberdayaan Kaum Muda

Aviandi Adi Nugraha (16), Bandung – Meningkatkan kepercayaan diri dan kontribusi anak panti di masyarakat melalui kegiatan kreativitas seni, teater, music dengan tema lingkungan hidup
Lily Kusuma (19), Surabaya – Mengentaskan buta aksara pada masyarakat berusia 30-40 tahun  melalui metode baca tulis custom dan kreatif
Suniaty (22), Bandung – Meningkatkan integritas, rasa percaya diri serta kreativitas anak melalui rumah edukasi berbasis Budi pekerti-Nasionalisme-lingkungan hidup

Gagasan Sosial bidang Pemberdayaan ekonomi

Sugeng Handoko (23), Yogyakarta – Optimalisasi potensi alam Desa untuk Masyarakat melalui paket wisata api Gunung Purba
Yayut (16), Tulungagung – Mengajarkan keterampilan tata busana kepada anak putus sekolah untuk dapat hidup produktif di tengah masyarakat

Gagasan sosial kaum muda bidang Hak asasi Manusia dan Anti Korupsi

Dimas Prasetyo Muharam (22), Jakarta– Menyediakan ruang berkarya dan berkreasi bagi para penyandang disabilitas melalui media menulis di web dan portal kartunet.com
Hning Cita Langit (16), Jakarta – Mendorong perbaikan kualitas layanan pendidikan warga sekolah dan guru melalui reward guru terbaik

Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung para anak muda penggagas inovasi sosial yang berusia 12-25 tahun. Bentuk dukungan yang diberikan antara lain seed funding yang bisa dikembangkan di masa datang, pengembangan kapasitas melalui peer mentor, Coaching bersama Ashoka Fellow (Senior Social entrepreneur) dan akses jejaring dengan program Youth Venture di Ashoka Global. 
Tahun ini Ashoka bekerja sama dengan Boehringer Ingelheim --salah satu perusahaan farmasi multinasional terkemuka asal Jerman dan ClubSPEAK dari jaringan Transparency International Indonesia untuk mengawal gagasan sosial anak muda di bidang kesehatan, anti korupsi dan integritas. 


  Klik di sini untuk profil lengkap mereka!