Selamat datang Inggi Syafarahman! Inggi merupakan anggota baru dalam core team pengurus Ashoka Young Changemakers program. Inggi bergabung di Ashoka Indonesia sejak akhir Maret 2012. Pemuda Bandung yang cool ini juga mengembangkan social venture di sekitar tempat tinggalnya. Berikut ini cerita tentang venturenya Inggi di Babakan Asih Bandung. Enjoy reading! |
Kampung Napi jadi Kampung Teladan..,
Sadarilah, dari hari ke hari, begitu banyak refleksi yang dapat kita maknai, begitu banyak pertemuan yang dapat membawa rasa baru, rasa pasrah, gelisah yang disertai keinginan dan semangat yang tinggi untuk maju. Anda akan menjadi saksi dari semua rasa itu jika anda tumbuh dan berkembang di dalam sebuah lingkungan kumuh dengan jumlah penduduk terpadat. Cerita tertulis ini, akan mengantarkan anda menyelami pengalaman pribadi kami yang menyaksikan berbagai realita dari suatu lingkungan sosial yang buruk ini, pemukiman yang bertaburan sampah, dihampiri banjir setiap kali hujan, dihuni oleh komunitas Masyarakat yang krisis nilai sosial, rentan anarkisme, dan tidak mempunyai gairah untuk merubah lingkungannya ke arah yang lebih baik.
Pasrah dan Hanya bisa mengeluh ??!
Benar! dulu kami sangat pasrah dan hanya bisa mengeluh! menggerutu tanpa melakukan sesuatu, ikut tertawa dan menikmati rutinitas yang perlahan mengubur masa depan kami. Pasti kalian pun pernah melakukan hal serupa, mengeluh, menggerutu, melakukan analisa kesalahan, mencoba memberi solusi, tetapi seringkali tidak di imbangi dengan eksekusi, dan sampai saat ini masih banyak yang terperangkap dalam situasi seperti ini.
Tapi tanpa mereka pun perlahan kami berubah, kami berubah ketika kami Mengenal tetangga kami dengan baik, kami berubah ketika kami bersama tetangga kami, dapat Memahamil Lingkungan kami dengan baik, dan kami berubah, ketika kami bersama-sama mampu Menghayati Sejarah kami dengan baik! Dari proses itulah kami mulai mempunyai rasa memiliki, kami berfikir mandiri, dan merasa bergairah untuk memulai aksi preservasi lingkungan kami.
Pada prinsipnya, kita sebagai Manusia tidak bisa hidup tanpa Berkelompok. Setiap Individu yang hidup Bermasyarakat, mempunyai tanggung jawab sosial terhadap sesama dan lingkungannya. Paradoks, ketika kita saksikan hari ini begitu banyak manusia yang terlalu mengedepankan aspek ekonomi individu, untuk mendapatkan modernitas yang dapat membuat hidup lebih mudah dan nyaman! Sehingga pada akhirnya, para individu tersebut terbuai dengan hegemoni praktis, dan lupa akan kewajiban serta tanggung jawab alamiah mereka sebagai Manusia yang seharusnya hidup untuk berbagi, sebagai Manusia yang seharusnya hidup mapan dan mendistribusikan kemapanan tersebut kepada lingkungannya.
Secara faktual, sebenarnya semua ini bisa kita awali cukup dengan menyentuh dan membangun komunikasi yang baik dengan elemen-elemen di Lingkungan Masyarakat terdekat, agar kita dapat menumbuhkan empati, kekeluargaan, mengenali karakteristik, mengaktifasi nilai-nilai, dan mengoptimalkan potensi-potensi yang ada pada Lingkungan Sosial kita tersebut untuk membangun kesadaran serta kearifan terhadap Perubahan Sosial yang terjadi di lingkungan sosial kita.
Itulah yang saat ini terjadi di Kampung Napi/Blok Tempe, Kel. Bbk Asih, Kec. Bojongloa Kaler.
Rangkaian proses 'Rekonstruksi Sosial' ini membawa kami keluar dari kejenuhan, mendaur ulang Masyarakat serta lingkungan kami yang pada awalnya adalah pemukiman kumuh padat penduduk yang dihuni oleh individu-individu para mantan narapidana, rentan terhadap kriminalitas serta dampak buruk narkoba, hingga menjadi salah satu kampung teladan di Kota Bandung. Percayalah! perubahan ini mudah dan sangat indah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar