Rabu, 04 Januari 2012

Perkenalkan 26 Pembaharu Muda Ashoka!



Sepanjang tahun 2010 , Young Changemakers Ashoka Indonesia bersama HIVOS telah mengapresiasi ratusan kandidat Changemakers di bidang Hak Asasi Manusia yang terjaring melalui aplikasi, workshop Dream it Do it, pengembangan kurikulum di kampus, jalur Intrapreneur, dan proses dampingan dari organisasi yang concern terhadap gerakan pembaharu muda di masyarakat.

Untuk membangun sistem yang mendukung anak muda membuat perubahan di masyarakat, Ashoka telah bekerjasama dengan Universitas Ciputra Surabaya untuk mengembangkan kurikulum Social Entrepreneurship yang telah menghasilkan 2 Changemakers terpilih tahun ini.

Ashoka Juga telah bekerjasama dengan  25 organisasi dan komunitas yang melakukan workshop dan proses pendampingan anak muda untuk menghasilkan beragam  aktivitas sosial yang dipimpin oleh anak muda di masyarakat. Gerakan Everyone a Changemaker semakin lengkap dengan kerjasama antara Ashoka dan lembaga berbasis gerakan HAM untuk memfasilitasi kandidat Intrapreneur Ashoka.

Well, dari perjalanan panjang seleksi internal, workshop, mentoring, hingga seleksi panel dan orientasi, berikut kami perkenalkan 20 Young Changemakers dan 6 Young Intrapreneur Ashoka 2010. Beragam isu, kreativitas kegiatan sosial dapat kita apresiasi dari para pembaharu muda ini.  Maju terus gerakan pembaharu muda!



Adi Kurniawan , Surabaya, Jawa Timur

GAYA Pariwara Club : Ruang kreativitas dan pemberdayaan pemuda LGBT
“Mewujudkan dunia anti diskriminasi bagi LGBT muda dengan membuka ruang kreatifitas dan sekolah seni untuk puluhan LGBT Muda di Surabaya”




Fakta bahwa anak muda LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) masih mengalami banyak diskriminasi dan keterasingan diri di masyarakat membuat Adi Kurniawan tergerak untuk membuka ruang kreativitas dan menunjukkan eksistensi diri bagi para muda mudi LGBT agar dapat hidup beriringan di masyarakat dan bebas dari tekanan kaum homophobia. Setelah dua tahun beraktivitas di lembaga GAYA NUSANTARA, akhirnya Adi memutuskan untuk membentuk komunitas independen anak muda LGBT, Gaya Pariwara Club, karena merasa organisasi LGBT yang ada selama ini tidak cukup memfasilitasi kebutuhan anak muda LGBT untuk dapat keluar dari tekanan masyarakat dan hidup berdampingan dengan masyarakat.

Melalui Gaya Pariwara Club, Adi aktif menjangkau kaum muda LGBT dan kemudian dilibatkan dalam kegiatan capacity building dan diskusi. Adi menggagas juga kegiatan Sekolah Seni dimana para kaum muda LGBT dilibatkan sebagai pengajar di sekolah tersebut. Selain diikuti oleh kaum muda LGBT, banyak kaum muda hetero yang juga mengikuti kegiatan di Gaya Pariwara Club. Inklusifitas kegiatan yang dikembangkan Adi membawa kaum muda LGBT pada keyakinan dan kepercayaan diri yang mengantar mereka tanpa canggung berinteraksi dengan masyarakat.

Aghnie Hasya Rif , Bandung Jawa Barat


“Mengelola sumberdaya publik melalui Garage Sale untuk mendukung kegiatan edukasi di sekolah”

Kesenjangan sosial yang ada di sekolahnya, kian hari membuat Aghnie merasa kurang nyaman. SMP Alfa Centauri tempatnya menimba ilmu, memang merupakan sekolah yang menerapkan subsidi silang. Namun nyatanya, terdapat kondisi yang tidak seimbang dimana lebih banyak siswa tidak mampu dibandingkan yang mampu hingga seringkali menjadi kendala bagi sebagian siswa, seperti kesulitan mendapat buku pelajaran, tidak ada biaya untuk outing, dan sebagainya.

Kondisi tersebut membuat Aghnie tergerak untuk mengumpulkan barang-barang bekas untuk dijual dalam kegiatan Garage Sale bertema “Sama Rata Sama Rasa”, yang hasilnya diperuntukkan bagi teman-teman Aghnie yang kesulitan biaya. Dengan mengusung motto ‘dari kita untuk kita’, beruntung Aghnie mendapat support dari guru dan teman-temannya, hingga ia berhasil menyelenggarakan Garage Sale. Dalam proses pengumpulan barang bekas, Aghnie melibatkan teman-temannya dalam panitia kecil, serta secara bergerilya masuk ke kelas-kelas maupun ke rumah kerabat dan teman-temannya, khusus untuk mensosialisasikan program ini. Dana yang terkumpul dari Garage Sale digunakan untuk membeli buku pelajaran yang di simpan di perpustakaan.  Hingga kini kegiatan Garage Sale terus berlanjut, dimulai dari sekolah Ibu yang memberdayakan orang tua murid (pada sekolah adiknya di SD Pardomuan Bandung) , untuk membuat manik-manik dan hasil penjualannya di tabung untuk biaya edukasi.

Selain sekolah Ibu, Aghnie terus mengembangkan kegiatan sosialnya dengan membuat sekolah PAUD berbiaya seribu rupiah untuk tiap pertemuan dengan mengorganisir relawan guru, mengembangkan modul PAUD bersama-sama dan melayani belasan orang tua-anak untuk mengakses program PAUD ini secara rutin.

Aghnie membuktkan bahwa untuk memperjuangkan Hak Edukasi bagi teman-temannya tidak perlu menunggu dewasa, bisa dimulai saat ini juga!

Klik di sini  untuk update informasi dan melihat video tentang Aghnie yang ditulis oleh kru YCM Ashoka

Kontak:   chika_cakka_chan@yahoo.co.id



Amelia Dwi Marthasari , Malang Jawa Timur
Creation (Creative Motivation Training)
“Training motivasi sebagai sarana pemberdayaan anak dan pemuda untuk perubahan sosial”

Amelia melihat anak-anak yang berasal dari keluarga ekonomi  bawah, apalagi yatim piatu mengalami ancaman pada proses tumbuh kembangnya. Kebanyakan anak-anak tersebut tinggal di lingkungan yang tidak kondusif untuk pembelajaran etika dan moral serta pendidikan. Padahal lingkungan tempat tinggal sangat menentukan perkembangan anak. Hal ini kemudian mendorong Amelia dan teman-temannya membentuk CREATION, sebuah organisasi yang fokus pada peningkatan potensi anak-anak.

 Sejak terbentuk, CREATION mengembangkan 2 kegiatan, yaitu School of Trainer (SOT) dan pendampingan anak-anak. Kegiatan SOT ditujukan bagi kaum muda yang memiliki ketertarikan pada anak-anak. Kaum muda tersebut kemudian dilatih untuk bisa menjadi pendamping bagi anak-anak. Kegiatan SOT ini rutin diadakan sebulan sekali. Kegiatan lainnya adalah pendampingan anak. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak untuk berani bermimpi dan bercita-cita sehingga dapat melejitkan potensi diri melalui berbagai kegiatan seperti berbagai macam pelatihan motivasi diri yang inovatif.

Hingga saat ini, sudah lebih dari 30 kaum muda bergabung untuk mendampingi anak-anak di daerah dampingan. Perubahan yang terjadi setelah adanya pelatihan tersebut adalah adanya tingkat kepedulian yang lebih tinggi terhadap anak-anak tersebut, dibandingkan dengan sebelum mereka mengikuti pelatihan tersebut. Saat ini CREATION masih berada dalam tahapan pelatihan-pelatihan untuk kaum muda yang akan mendampingi anak-anak tersebut, sehingga belum memasuki berikutnya (pendampingan anak-anak oleh kaum muda yang telah terlatih).



 Arga Adi Yuwono, Malang
“Membangun mimpi dan meningkatkan potensi puluhan anak melalui gerakan KADIKSUH”

Mewujudkan perubahan sosial anak dengan membangun mimpi dan peningkatan potensi anak

Arga melihat anak-anak yang tinggal di daerah pemukiman kumuh bantaran kali Brantas dipaksa orang tuanya untuk bekerja. Sehari-hari anak-anak tersebut rela menjadi pengemis dan pedagang asongan demi membantu orang tuanya. Kondisi seperti ini memaksa anak-anak hidup dalam keterbatasan tanpa berani memimpikan masa depannya. Berawal dari sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang diselenggarakan kampusnya, Arga dan timnya tertantang untuk mengembangkan kegiatan yang berkelanjutan untuk memotivasi anak-anak membangun impian dan berani mewujudkannya. Kemudian ia dan tim mendirikan Rumah Impian sebagai lanjutan dari Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang dijalankannya.

Di Rumah Impian, Arga menerjemahkan perubahan sosial pada dunia anak bantaran melalui kegiatan membangun mimpi anak-anak diberi motivasi secara berkelanjutan dan difasilitasi untuk membangun mimpi dan menggali potensi demi mewujudkan mimpinya melalui berbagai kegiatan diantaranya training motivasi, nonton film bersama, story telling, mentoring, motivation speech, motivation letter dan temu tokoh. Selain itu, Rumah Impian juga mengembangkan tools Dream book, Dream class lesson, Dream show. Tools ini secara berkesinambungan memfasilitasi anak-anak mulai dari membangun mimpi, menggali potensi diri hingga berani menunjukkan mimpi dan potensinya kepada umum.

Hingga saat ini, sudah ada 30 orang anak mengikuti kegiatan di Rumah Impian. Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan di Rumah Impian, mereka mengalami beberapa perubahan, diantaranya: etika dan sopan santun terhadap orang tua lebih meningkat, ibadah yang lebih rutin, dan sudah memiliki gambaran akan mimpi-mimpi yang akan mereka lakukan di masa mendatang. Mereka juga sudah termotivasi untuk terus berusaha mewujudkan mimpinya melalui frekuensi kehadiran di Rumah Impian yang semakin tinggi.

Saat ini Arga sedang mengejar mimpinya menjadi korps pengajar muda di Indonesia Mengajar, go follow your dream Arga! 
http://indonesiamengajar.org/pengajar-muda/arga-yuwono/


Kontak: violeta_tya@yahoo.com



Andi Taufan Garuda Putra, Bogor, Jabotabek
Amartha Microfinance 

Membuka akses sumber daya ekonomi kepada ratusan perempuan dan ibu- ibu rumah tangga di desa Ciseeng melalui Amartha Microfinace berbasis koperasi”

Taufan melihat di daerah pelosok masih banyak masyarakat yang hidup serba kekurangan. Dengan pendapatan per hari maksimal 20,000 rupiah, masyarakat memiliki keterbatasan dalam mengakses pendidikan untuk anak-anaknya, memiliki rumah yang sangat sederhana dengan sanitasi yang tidak memadai, serta kesulitan memiliki modal usaha. Menurut Taufan, kehidupan masyarakat ini bisa berubah ketika mereka memiliki akses kapital.

Sejak akhir 2009, Taufan memulai kegiatan microfinancenya. Di masa awal implementasi, Taufan dan tim menggunakan dana pribadi sebagai dana untuk pinjaman yang diberikan kepada perorangan. Awal tahun 2010, di bawah organisasi yang ia dirikan, Koperasi Amartha Indonesia, ia mengembangkan model pinjaman seperti Grameen Bank dengan memasukan konsep pinjaman syariah. Ia membentuk kelompok perempuan beranggotakan 20 orang. Kemudian memberi pinjaman sebesar 500,000 rupiah dengan jangka waktu pengembalian 50 minggu. Selain itu ia rutin menggelar pertemuan mingguan dimana di setiap pertemuan anggota kelompok membayar cicilan pinjamannya.Taufan telah berhasil membentuk 5 kelompok perempuan dengan masing-masing anggota kelompok berjumlah 20 orang di 5 RT di kecamatan Ciseeng, Bogor. Dana pinjaman yang diberikan telah digunakan untuk menambah modal usaha dan renovasi rumah.

Yuk tonton vide taufan dan amartha , klik aja foto taufan di atas dan juga gambar logo YCM berikut 


Kontak: Andi Taufan andi.taufan@gmail.com
Website Amartha : http://www.amartha.co.id/




Budi Prasetyo, Yogyakarta
Pondok Kepenulisan Hasyim Asy’ari


“Gerakan pluralisme dan HAM dalam dunia pesantren melalui workshop dan pelatihan menulis bagi puluhan santri dan masyarakat di sekitar pasantren”



Sejak tahun 2005 Budi hidup di lingkungan pesantren dan selama itu juga ia merasakan adanya diskriminasi masyarakat terhadap kaum muslim terutama warga pesantren. Masyarakat umumnya menganggap pesantren sebagai sarang teroris sehingga tak jarang masyarakat antipati terhadap warga pesantren. Stigma negatif ini muncul sebagai akibat dari konstruksi media terhadap teroris bahwa teroris identik dengan simbol Islam seperti jenggot, celana komprang, cadar, simbol kata dan bahasa hingga institusi pesantren.

Sejak tahun 2007 Budi terlibat sebagai pengurus pondok pesantren dan meneruskan kegiatan rutin yang sudah dijalankan sejak 2005 yaitu diskusi mingguan tentang HAM, demokrasi dan multikulturalisme. Budi ingin santri pesantren menjadi intelektual muslim yang kuat memegang teguh keimanan namun toleran dengan segala macam perbedaan dan siap berdialog dengan siapapun tanpa menghujat, merendahkan apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan. Pada tahun 2009 ia menginisiasi kegiatan Sekolah HAM. Kegiatan ini diadakan di pesantren selama 2 minggu dan diikuti oleh 25 santri mewakili pondok pesantren lainnya di sekitar Yogyakarta. Para peserta belajar tentang HAM, HAM dalam Islam, resolusi konflik dan gerakan massa serta praktek langsung advokasi lapangan, mulai dari investigasi, hingga memilih advokasi yang akan diambil apakah litigasi atau non litigasi bagi para korban pelanggaran HAM (komunitas penyandang cacat, kelompok pedangang kaki lima).

Sadar bahwa proses membangun sikap tidak bisa dilakukan hanya lewat satu kali kegiatan, Budi saat ini mengembangkan kurikulum pendidikan HAM khususnya tentang multikulturalisme yang terintegrasi dengan pendidikan di pesantren sementara terus mengadakan Sekolah HAM setahun sekali.  Untuk mewujudkan inklusivitas yang konkrit antara pihak pesantren dengan masyarakat, Budi dan rekan-rekannya aktif melakukan kegiatan sosial lain bersama masyarakat, seperti sanggar belajar, advokasi hak pelayanan kesehatan, dan sebagainya.  Hingga kini beberapa rekan pemuda di pesantren yang dipimpin budi ikut aktif terlibat dalam menyuarakan isu HAM dan Pluralisme.

Kontak:   budiprasetyaa@gmail.com




Dharma Sucipto  Gresik, Jawa Timur
Small Farming Food Security


“Gerakan makanan sehat di sekolah melalui inovasi makanan berbasis bahan Organik”


Dharma prihatin dengan maraknya makanan dan jajanan tidak sehat yang setiap hari diakses oleh warga sekolah. Dharma berpendapat bahwa makanan-makanan tersebut dapat merugikan di bidang kesehatan dan telah mewarnai keseharian para konsumen makanan untuk selalu mengakses makanan dan jajanan tersebut.

Berbekal hobi memasak yang telah diasah sejak kecil, Rama (nama panggilannya) mengembangkan gerakan makanan sehat yang dimulai dari sekolahnya. Dimulai dari mengajak beberapa rekan-rekannya untuk bergabung, meneliti kandungan snack dan makanan di kantin sekolah yang dapat merugikan kesehatan, hingga kini Rama telah aktif mengembangkan resep jajanan sehat berbasis ketela dan pisang. Kini Rama masih aktif menjajakan kue sehat hasil inovasinya kepada rekan-rekan sekolah secara gratis  sebagai awal gerakan makanan sehat.

Hingga 4 bulan kegiatan ini berjalan , Rama telah menciptakan beberapa resep kue berbahan ketela dan pisang, memanfaatkan ketela dan pisang di kebun organik sekolah sebagai bahan kue, aktif melibatkan teman-teman untuk memasak kue dan membagikan kepada warga sekolah, dan aktif memberikan informasi seputar makanan sehat di mading sekolah. Kedepan Rama berencana untuk membangun kantin makanan sehat di sekolahnya, dan telah berkoordinasi aktif dengan guru untuk mewujdukan mimpinya, selain itu Rama juga telah melakukan sounding isu kepada SMP almamaternya, dan siap mengembangkan jaringan gerakan makanan sehat di berbagai sekolah.
 

Kontak:   rama_cool37@yahoo.co.id


Enna Siti Rohmah, Bandung, Jawa Barat
Tim/ Organisasi   :  SAPA Institut
Gagasan                 : Jaringan pemuda desa peduli Kesehatan Reproduksi
“Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pemahaman reproduksi melalui jaringan pemuda di lima desa di Kabupaten Bandung”


Semenjak aktif berkegiatan di SAPA institut, sebuah lembaga pemberdayaan perempuan dan ibu-ibu korban KDRT di daerah Bandung Selatan, Enna melihat bahwa salah satu akar dari permasalahan besar tersebut berawal dari isu kesehatan reproduksi, pemberdayaan pemuda dan pernikahan dini di masyarakat.

Enna dan tim mengambil inisiatif untuk memisahkan kegiatan pemuda yang tadinya berkegiatan bersama ibu-ibu dan membangun gerakan pemuda dalam isu pemberdayaan kapasitas, kesehatan reproduksi dan pernikahan dini. Enna memulai kegiatan ini pada awal tahun 2010 dan terjun ke 5 wilayah dampingan SAPA.   Melalui jaringan tersebut Enna aktif membuka ruang diskusi bagi pemuda, membentuk jaringan pemuda di 5 wilayah , dan mengembangkan workshop untuk memfasilitasi kebutuhan pemuda terkait isu putus sekolah, kespro dan pernikahan dini. Enna menjangkau puluhan pemuda usia SMP-SMA dan berkegiatan bersama 24 pemuda perwakilah 5 wilayah.

Hingga kini Enna terus mencoba mengembangkan kegiatan-kegiatan yang lebih konkrit untuk memfasilitasi kebutuhan riil pemuda sekaligus memberdayakan pemuda untuk mengambil inisiatif berkegiatan di masing-masing wilayahnya. Melalui pertemuan rutin bulanan dari perwakilan 5 pemuda tersebut, telah teridentifikasi kebutuhan spesifik yaitu isu putus sekolah dan pernikahan dini. Kemudian Enna meramu kegiatan kampanye kespro, pemberdayaan pemuda dikaitkan dengan tema spesifik.

Kontak:   enna_mu3t@yahoo.co.id


mi Maslikha Riyanti  , Surabaya, Jawa Timur

Taman Baca   Bumi Pertiwi

“Optimasi dan kreativitas Taman Baca untuk meningkatkan kapasitas Edukasi  bagi puluhan anak di desa Pepelegi, Sidoarjo”

Ismi melihat anak-anak masih saja menghabiskan waktunya untuk bermain padahal mereka memiliki kawajiban untuk belajar dan membuat PR. Ia juga melihat taman bacaan yang ada kurang dimanfaatkan oleh anak-anak. Ini karena anak-anak memiliki minat baca yang rendah. Ismi berpendapat jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut-larut, maka anak-anak tidak akan memiliki masa depan yang cerah.

Ismi kemudian mengembangkan berbagai kegiatan kreatif untuk mengajak anak-anak terlibat aktif di taman baca. Ia menambah koleksi buku dengan berbagai jenis buku yang tentunya sesuai dengan minat anak-anak. Ia pun mengadakan kegiatan outbond untuk mempererat hubungan dengan anak-anak dan membuat mereka nyaman untuk terlibat lebih jauh.

Hingga saat ini, anak-anak yang terlibat di kegiatan taman bacanya semakin banyak. tercatat terdapat 14 anggota tim dongeng Bumi Pertiwi yang aktif melakukan kegiatan kreaasi dan memberdayakan anak-anak di daerah tersebut. Mulai dari melakukan lomba menanam dan memelihara, pertunjukkan dari warga untuk warga, membuka lapangan pingpong untuk bermain bersama, mengurus tambak bersama , hingga kegiatan mengamen buku yang masih rutin dilakukan hingga saat ini.

Kontak
dongeng_bumipertiwi@yahoo.com
fb : dongen bumi pertiwi







Jimmy Marcos Immanuel  ,Yogyakarta
YIFOS


“Jaringan pemuda lintas iman dalam isu kesehatan reproduski dan gender di tiga kota (Jawa Tengah)”


Pluralisme, isu yang memanggil Jimmy ini mengarahkannya menginisiasi kegiatan untuk memfasilitasi terjadinya proses diskusi agar terbangun rasa saling memahami dan menghormati diantara para kaum muda lintas agama dan kaum LGBT. Jimmy melihat salah satu akar kekerasan dan penindasan keterkucilan kaum LGBT adalah pandangan tentang LGBT yang dibangun oleh pemahaman keyakinan yang sempit dan tidak komperhensif.

Sejak awal Maret 2010 Jimmy bersama timnya, YIFOS, mengadakan kegiatan road show dan diskusi lintas iman antar pemuda, pemuka agama, dan praktisi serta kelompok LGBT. Melalui kegiatannya ini, berbagai isu, pemahaman lintas iman di benturkan dan disintesiskan untuk mencapai pemahaman yang lebih plural tentang LGBT dalam prespektif agama, langkahnya ini terbilang berani mengingat isu tersebut adalah isu mendasarkan dalaammkeyakinan- keyakinan (agama) yang ada di Indonesia. Berbagai penolakan, respon positif, dukungan, tantangan dari beragam lapisan masyarakat, tak terkecuali tokoh- tokoh agama, membuat Jimmy yakin bahwa suatu saat gerakannya akan memberi kontribusi positif pada perspektif dan keberterimaan kaum LGBT di masyarakat.

Oleh karena itu, hingga kini Jimmy dan tim YIFOS aktif mengembangkan jaringan gerakan diskusi dan pemahaman seksualitas dalam beragam perspektif keyakinan, tidak kurang jaringannya telah terbentuk di 3 kota dan terus aktif menjangkau kaum muda, pemuka agama serta LGBT sendiri dalam mendukung gerakan ini.

Saat ini Jimmy sedang mempersiapkan diri untuk menjadi pendeta dan terus mendampingi pemuda-pemuda di berbagai daerah untuk memahami pluralisme dan toleransi antar umat. 

Kontak:   blacksiregar@yahoo.com




Muhammad  Iman Usman ,Jakarta
Indonesian Future Leaders (IFL)
Memfasilitasi pemuda untuk berkontribusi konkrit pada masyarakat dengan jaringan  Indonesian Future Leaders

Pengalaman Iman selama 8 tahun berkecimpung dalam kegiatan pengembangan masyarakat, telah mengantarkannya ke berbagai event yang menyuarakan hak asasi manusia untuk anak, baik skala nasional maupun internasional. Sejak tahun 2007, Iman pun mulai menginisiasi terbentuknya Indonesian Future Leaders (IFL) yang didasari semangatnya untuk mendorong volunteerism di kalangan anak muda, dan meningkatkan daya kreasi mereka untuk menciptakan inovasi baru dalam merespon berbagai macam problema dan tantangan sosial. Keunikan IFL sendiri terletak dari sumberdaya yang dimilikinya serta kemampuannya untuk berjejaring. Dengan  pemanfaatan teknologi informasi melalui website, IFL juga selalu memberikan update atas kegiatan kegiatan yang dilakukan, guna menarik massa.

Bahkan salah satu kegiatan IFL yang digagasnya yakni program Children Behind Us (CBU) sudah  berjejaring di level internasional, sehingga melahirkan Children Behind Us network yaitu format pengajaran bagi underprivileged children di ASEAN. Saat ini CBU Network yang sudah berjalan ada di Malaysia dan Indonesia. Rencananya, Kota Bandung akan menjadi target pengembangan CBU selanjutnya di tahun ini. Tidak hanya memfasilitasi pemuda, melalui School of Volunteers, IFL juga mencoba membuat pihak sekolah menjadi lebih peka terhadap pentingnya kegiatan kerelawanan di sekolah, dan masyarakat, serta terbukanya wawasan serta cara pandang mereka mengenai berbagai isu global.

Selama ini, IFL mengelola tim dan sumberdayanya secara profesional layaknya organisasi lainnya, dimana terdapat standar dan aturan tersendiri dalam berorganisasi yang memberikan batas-batas tertentu bagaimana setiap orang yang terlibat dapat mengambil tindakan di bawah bendera organisasi. Selain itu, IFL juga memiliki staf khusus yang secara sukarela bekerja untuk mengelola sumberdaya material yang ada, serta rutin menjalankan pertemuan dan kegiatan team building guna mengelola semangat tim. Ke depannya, Iman berharap IFL dapat menumbuhkan semangat kerelawanan dan kepedulian pemuda terhadap masyarakat, sekaligus menginspirasi mereka untuk lebih peduli kepada lingkungannya.
Kontak:   ini_iman@yahoo.com




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar